Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi: yang Bayar di Sini Cash, Cash, Cash!

        Jokowi: yang Bayar di Sini Cash, Cash, Cash! Kredit Foto: Antara/BPMI Setpres/Handout
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Jokowi menilai realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III nanti akan menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional untuk keseluruhan tahun. Ia berharap di kuartal III 2020 kegiatan Produk Domestik Bruto (PDB) tidak terkontraksi dan tetap bertumbuh sehingga akan mempercepat upaya pemulihan ekonomi domestik dari tekanan yang diakibatkan pandemi COVID-19.

        “Saya sekarang ini melihat belanja kementerian itu harian. Naiknya berapa persen. Harian, saya lihat betul sekarang karena memang kuncinya di kuartal ketiga ini. Begitu kuartal ketiga bisa mengungkit ke plus (pertumbuhan ekonomi), ya sudah kuartal keempat lebih mudah, tahun depan Insya Allah juga akan lebih mudah," ujar Presiden  Jokowimelalui keterangan tertulis dari Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu.

        Baca Juga: Kerap Serang Jokowi, Amien Rais Udah Ngebet Jadi Presiden?

        Menurut Presiden, belanja pemerintah akan menjadi penggerak utama bagi perekonomian di tengah pandemi COVID-19 saat ini. Maka itu, dia meminta agar regulasi yang berkaitan dengan belanja pemerintah dapat disederhanakan.

        "Saya minta semuanya dipercepat, terutama yang anggarannya besar-besar. Ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ada Rp70,7 triliun, Kementerian Sosial Rp104,4 triliun, Kementerian Pertahanan Rp117,9 triliun, Polri Rp92,6 triliun, Kementerian Perhubungan Rp32,7 triliun," kata Presiden.

        Kepala Negara meminta jajarannya untuk bekerja tidak seperti dalam keadaan normal biasa. Para menteri dan pimpinan lembaga negara diminta bekerja seperti dalam konteks keadaan krisis. Selain itu, Presiden mengingatkan, belanja pemerintah juga harus memprioritas produk-produk yang ada di dalam negeri.

        "Misalnya di Kementerian Pertahanan, bisa saja di PT DI (Dirgantara Indonesia), beli di PT. Pindad, beli di PT. PAL. Yang bayar di sini ya yang cash, cash, cash. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), beli produk dalam negeri. Saya kira Menhan (Prabowo Subianto) juga lebih tahu mengenai ini," ujarnya.

        "Saya kira belanja-belanja yang dulu belanja ke luar, direm dulu. Beli, belanja, yang produk-produk kita. Agar apa? Ekonomi terpacu, bisa memacu pertumbuhan kita, pertumbuhan (ekonomi) kita," Presiden menambahkan.

        Terkait dengan kebutuhan medis, Presiden Joko Widodo mengungkap bahwa saat ini sejumlah kebutuhan medis untuk penanganan pandemi COVID-19 telah mampu diproduksi di dalam negeri. Alat medis itu seperti alat uji COVID-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction, alat uji cepat COVID-19 dan juga beberapa obat.

        "Jangan ada lagi beli yang dari luar apalagi hanya masker, banyak kita produksinya. APD (alat pelindung diri) 17 juta produksi kita per bulan. Padahal kita pakainya hanya kurang lebih 4 sampai lima juta (unit). Hal-hal seperti ini saya mohon Bapak/Ibu Menteri, Pak Sekjen, Pak Dirjen, tahu semuanya masalah dan problem yang kita hadapi," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: