Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Hipotermia?

        Apa Itu Hipotermia? Kredit Foto: Reuters/Peter Nicholls
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh secara drastis yang berpotensi berbahaya. Penurunan suhu tubuh tersebut di bawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35 derajat Celsius.

        Ketika suhu di bawah suhu normal, maka akan terjadi gangguan pada sistem saraf. Karena itulah harus segera ditangani. Hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.

        Baca Juga: Bagi Bill Gates, Kesehatan Global Adalah Investasi Terbaiknya

        Hipotermia terjadi saat panas yang dihasilkan tubuh tak sebanyak panas yang hilang. Berikut sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan hipotermia:

        1. Terlalu lama berada di tempat dingin.
        2. Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
        3. Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
        4. Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.

        Hipotermia dapat terjadi oleh siapa saja. Namun, bayi dan lansia memiliki risiko tinggi mengalami hipotermia. Suhu yang terlalu dingin pada bayi dapat menyebabkan bayi keringat dingin hingga hipotermia.

        Berikut faktor seseorang yang berisiko mengalami hipotermia:

        1. Kelelahan
        2. Gangguan mental seperti demensia
        3. Konsumsi alkohol dan NAPZA
        4. Konsumsi obat-obatan penenang
        5. Hipotiroidisme, radang sendi, stroke, diabetes, dan penyakit Parkinson

        Gejala Hipotermia

        Gejala seseorang yang mengalami hipotermia dapat beragam, tetapi biasanya akan terlihat pucat dan kulit yang dingin. Berikut selengkapnya:

        1. Kulit terlihat pucat dan dingin
        2. Mati rasa
        3. Menggigil
        4. Respons menurun
        5. Gangguan bicara
        6. Kaku dan sulit bergerak
        7. Penurunan kesadaran
        8. Sesak napas hingga napas melambat
        9. Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat

        Hipotermia menjadi salah satu kondisi darurat yang harus segera mendapatkan penanganan. Hal utama yang harus dilakukan saat menghadapi pasien hipotermia adalah dengan mencari denyut nadi dan pernapasan. Apabila tidak ditemukan, segera lakukan resusitasi jantung paru (PCR).

        Namun, apabila seseorang tersebut masih memiliki denyut nadi, segera lakukan hal ini:

        1. Pindahkan ke tempat yang lebih kering dan hangat
        2. Pindahkan dengan pelan-pelan dan hati-hati karena salah pergerakan dapat membuat jantung berhenti
        3. Apabila pakaiannya basah, ganti dengan pakaian kering dan lebih hangat
        4. Tutupi tubuhnya dengan selimut tebal
        5. Jika pasien sadar, berilah minuman hangat
        6. Berikan kompres hangat dan letakkan di leher, dada dan selangkangan. Hindari kompres di lengan atau tungkai karena malah menyebabkan darah yang dingin mengalir kembali ke jantung, paru-paru, dan otak.
        7. Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas atau lampu pemanas karena panas yang berlebihan dapat menyebabkan detak jantung tak teratur

        Hipotermia dapat dicegah dengan tetap membiarkan tubuh selalu hangat. Apabila berada di tempat yang dingin, segera pakai pakaian tebal dan hindari berendam di air terlalu lama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel:

        Berita Terkait