Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bamsoet: Indonesia Siap Tampung Investasi dari Qatar

        Bamsoet: Indonesia Siap Tampung Investasi dari Qatar Kredit Foto: MPR
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan, untuk lebih menarik investor dari berbagai negara, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan berbagai kemudahan; baik dari segi perizinan maupun keringanan perpajakan. Kesemuanya akan terangkum dalam RUU Cipta Kerja yang sebentar lagi akan disahkan.

        Saat bertemu Duta Besar Qatar untuk Indonesia H.E. Ms. Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (14/7/2020), Bamsoet menyebut bahwa melalui investasi, Indonesia ingin menjalin kerja sama yang lebih erat dengan berbagai negara, termasuk Qatar.

        Baca Juga: Pakar Sebut UU Cipta Kerja Akan Perbaiki Iklim Investasi

        "Sejak 2011, Qatar tercatat menjadi negara berpenduduk muslim terkaya dunia dengan pendapatan per kapita per tahun mencapai US$93.965 dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai US$210.002; membuat ekspansi investasi Qatar ke berbagai negara juga sangat agresif. Indonesia siap menampung investasi dari Qatar," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (14/7/2020).

        Mantan Ketua DPR RI itu mendorong peningkatan investasi Qatar di Indonesia. Pada tahun 2019, melalui Qatar Investment Authority (QIA), Qatar sudah mengalokasikan US$500 juta, antara lain untuk pengembangan investasi di Labuan Bajo yang mencapai US$100 juta. Investasi lainnya dalam kerja sama PT PLN dan PT PJB dengan Nebras Power untuk pembangunan PLTGU 800 MW dengan nilai investasi mencapai US$1 miliar.

        "Selain masalah investasi, kita juga sampaikan MPR RI sedang menggagas pembentukan Majelis Syuro Parlemen Dunia (Wolrd Consultative Assembly) sebagai wadah berhimpunnya parlemen negara berpenduduk mayoritas muslim menggalang kerja sama di berbagai bidang. Semangat Ukhuwah Islamiyyah selain harus diterapkan dalam hubungan kemanusiaan, juga harus diwujudkan dalam hubungan parlemen antarnegara," urai Bamsoet.

        Tak hanya itu, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga meminta agar jaringan stasiun TV Aljazeera yang berbasis di Doha, Qatar, bisa berimbang dalam meliput pemberitaan tentang Indonesia. Khususnya, mengenai kondisi di Papua dan Papua Barat. Adagium "bad news is good news" juga harus didasarkan pada objektivitas pemberitaan dan keseimbangan dalam menggali sumber pemberitaan.

        "Hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dengan Qatar sejak tahun 1976 harus tetap terjaga. Dalam penandatanganan Comprehensive Peace Agreement (CPA) antara US dan Taliban di Doha, Qatar, Indonesia melalui Menlu RI diundang untuk menyaksikan penandatanganan CPA tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa antara Indonesia dan Qatar selalu bekerja sama menciptakan perdamaian," tegas Bamsoet.

        Di akhir pertemuan, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia menyempatkan diri nge-vlog bareng Duta Besar Qatar untuk Indonesia, H.E. Ms. Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti. Memanfaatkan media sosial youtube merupakan gaya baru Bamsoet dalam diplomasi internasional menguatkan posisi Indonesia di kancah dunia. Termasuk mengenalkan Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat dunia.

        "Duta Besar Qatar H.E. Ms. Fawziya yang baru satu bulan bertugas di Indonesia sangat terkesan dengan penduduk Indonesia yang ramah. Beliau merasa nyaman berada disini. Sikap ramah tamah penduduk Indonesia tentu tak lepas dari akar budaya dan kearifan lokal. Sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya, mari kita jaga kondusivitas bangsa. Sebagai penduduk muslim terbesar dunia, mari kita buktikan bahwa Indonesia adalah wujud nyata dari Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin 'kasih sayang bagi semesta alam'," pungkas Bamsoet.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: