Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sederet ketidakpastian ppada tahun 2021, hal ini sebagai buntut dampak pandemi Covid-19 yang masih akan terasa efeknya.
Bahkan, terkait itu juga, pihaknya mempertimbangkan penetapkan RUU APBN dan Nota Keuangan 2021.
Baca Juga: Gaji ke-13 PNS Batal Cair? Kemenkeu: Mohon Bersabar
Baca Juga: Kemenkeu Tegaskan Pemenang Lelang Negara Dilindungi UU
"Satu, mengenai kecepatan dan kemungkinan penanganan covid di seluruh dunia. Yakni pengendalian covid apakah benar-benar bisa terkendali menjadi mendatar atau menurun," tegasnya pekan lalu.
Menurut dia, dengan munculnya vaksi untuk Covid-19 ini akan sangat menetukan langkah pemulihan di tahun 2021.
"Yang kedua, yang mempengaruhi juga proyeksi tahun depan adalah global economic recovery. Recovery atau pemulihan ekonomi global ini juga sangat tidak pasti akibat covid lagi." katanya lagi.
Lebihi lanjut, ia mengatakan tekanan Covid-19 ini membuat sejumlah lembaga Internasional memperkirakan perekonomian dunia akan sangat terpukul. Bahkan, beberapa negara akan mencatatkan negatif.
Karena itu, ia mengatakan pemulihan ekonomi paling cepat bisa dilakukan pada tahun depan.
"Saat ini beberapa lembaga internasional perkirakan pemulihan ekonomi akan cukup cepat untuk tahun depan. Dengan asumsi tahun ini menurunnya sangat tajam, namun kita melihat bahwa lembaga-lembaga tersebut terus menerus melakukan revisi pemulihan ekonomi 2020-2021," katanya.
Kemudian, ia mengatakan yang mempengaruhi juga adalah ekonomi RI sendiri. Di mana pemulihannya sangat tergantung pada penanganan covid terutama pada semester II-2020.
"Kalau penanganannya efektif, dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recover pada kuartal III-2020 dengan positive growth 0,4 persen dan pada kuartal IV akan akselerasi ke 3 persen. Kalau itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi kita secara seluruh tahun (2020) akan bisa tetap di zona positif."
"Inilah yang sedang terus diupayakan oleh pemerintah untuk tekankan kepada semua menteri dan pemda agar kita tetap berada di skenario di mana pemulihan ekonomi tetap bisa berjalan pada zona positif di kuartal 3 antara 0-0,4 dan kuartal IV pada zona positif lebih tinggi antara 2-3 persen. Sehingga total perekonomian kita masih bisa tumbuh positif di atas nol persen untuk tahun 2020 ini." ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil