Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas Perang, AS Susun Rencana Hancurkan Dinasti Kim Jong-un

        Awas Perang, AS Susun Rencana Hancurkan Dinasti Kim Jong-un Kredit Foto: Vincent Yu/AP
        Warta Ekonomi, London -

        Korea Utara terkenal dengan teknologi nuklir yang dikembangkan hingga mencapai kemajuan pesat.

        Menurut laporan dari laman Express, perangkat mini nuklir yang baru-baru ini dikembangkan oleh negara tersebut membuat Amerika Serikat (AS) cukup geram. Sehingga dinilai akan memicu pertumpahan darah massal yang belum pernah dilihat sebelumnya.

        Baca Juga: Pakar Peringatkan Kegiatan Nuklir Korut Masih Ada tapi Kali Ini..

        Sebuah laporan yang berasal dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, Korea Utara tengah mengembangkan perangkat nuklir miniatur agar sesuai dengan hulu ledak rudal balistik, yang dipakai pula sebagai senjata militer.

        Beberapa negara kemudian mengusulkan agar terowongan di Korea Utara yang dipakai sebagai situs nuklis sejak 2018 lalu segera dihancurkan sebab dapat mengancam keamanan dunia.

        Adapula tuduhan yang mengatakan bahwa negara tersebut telah melanjutkan 'ambisi nuklirnya' secara diam-diam setelah tiga tahun lamanya tak ada uji coba di Korea Utara.

        Pernyataan itu didukung pula oleh sebuah sumber anonim yang menyatakan bahwa Korea Utara melanjutkan program senjata nuklir meski sejumlah negara mengecam.

        "Republik Rakyat Demoktratik Korea sedang melanjutkan program nuklirnya, termasuk produksi uranium yang sangat diperkaya dan pembangunan air ringan eksperimental. Korea sedang melanjutkan produksi senjata nuklir," ujar sebuah sumber.

        Akibatnya, ketegangan antara Korea Utara dan negara lain seperti Inggris dan Amerika Serikat dianggap telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

        Hal itu pula yang membuat Amerika Serikat melakukan persiapan AS dan menyusun rencana strategis untuk berurusan dengan Korea Utara jika terjadi perang besar.

        Salah satu metode paling kontroversi di tengah masyarakat yakni langkah Presiden AS, Donald Trump yang menggaungkan bahwa pihaknya akan menghancurkan salah satu daerah di Korea Utara, Pyongyang.

        Ia menambahkan, serangan militer yang intens akan diluncurkan untuk mengambil kepemimpinan Dinasti Kim di Korea Utara.

        Dalam sebuah laporan jurnalis militer, Mark Bowden yang diberi pengarahan oleh pakar Korea Utara, pakar keamanan nasional dan perwira militer mengungkap dampak kehancuran dinasti Kim jika Donald Trump menyerang terlebih dahulu.

        Bowden menjelaskan, Korea Utara sebenarnya dapat membunuh jutaan manusia dalam hitungan jam.

        "Kemungkinan akan memicu salah satu pembunuhan massal terburuk dalam sejarah manusia," ujarnya.

        Menurut Bowden, jika Donald Trump memaksakan serangan rudal maka Korea Utara akan membalasnya dengan cara 'bunuh diri' yang mengakibatkan jutaan orang di sana dan negara terdekat menjadi korban.

        Pada tahun 2005 lalu, pensiunan kolonel Angkatan Udara AS, Sam Gardiner yang berspesialisasi dalam melakukan strategi perang di National War College memperkirakan bahwa penggunaan gas beracun saja akan menghasilkan sekitar satu juta korban jiwa.

        Gardiner mengatakan kepada Bowden, berdasarkan apa yang telah dipelajari mengenai serangan gas terhadap warga sipil di Suriah jumlahnya mungkin akan tiga hingga lima kali lebih besar di Korea Utara.

        Selain program senjata nuklir yang telah diminta oleh PBB agar segera dihentikan, Korea Utara kini memiliki susunan senjata kimia dan biologi yang canggih dibandingkan 12 tahun lalu.

        Ditambah, lebih terampil menggunakan senjata tersebut dalam strategi militer sehingga cukup banyak pihak merasa keamanannya terancam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: