Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        China Terus Mainkan Isu di LCS, Pesan Malaysia Bijak Juga

        China Terus Mainkan Isu di LCS, Pesan Malaysia Bijak Juga Kredit Foto: Geopolitical Intelligence Service/MacPixxel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Polemik Laut China Selatan terus berlanjut hingga kini dan memberikan efek cukup signifikan bagi negara-negara di sekitarnya. Tak terkecuali Malaysia yang memberi tanggapan pada Rabu (5/8/2020) terkait Laut China Selatan.

        Dikutip dari laman SCMP, negara tersebut memeringatkan bahwa sengketa di Laut China Selatan dengan negara utama yakni Amerika Serikat (AS) dan China dapat membagi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menjadi beberapa blok jika tetap dibiarkan.

        Baca Juga: Berani-beraninya Media China Sentil Sikap Indonesia atas LCS

        Adapula komentar dari Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein yang muncul beberapa hari setelah kementeriannya mengirim pesan mengenai hubungan diplomatik kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

        Di dalam catatan tersebut, pihaknya turut menolak klaim Laut China Selatan oleh Beijing.

        Langkah itu diambil oleh Kuala Lumpur setelah Washington dengan tegas melawan China atas polemik Laut China Selatan pada Juli 2020 lalu.

        Hishammudin mengatakan kepada anggota parlemen PBB bahwa posisi Kuala Lumpur dalam sengketa tersebut tidak tergantung pada pandangan kekuatan luar.

        Malaysia sendiri merupakan satu dari lima negara yang cukup besar terdampak sengketa Laut China Selatan di lingkup ASEAN.

        Menurut Hishammudin, pemerintah Malaysia memiliki dua perhatian utama yakni menghindari keterlibatan dalam persaingan kekuatan besar Laut China Selatan dan deretan laut yang digunakan untuk memecah ASEAN.

        "Jika kita menyerah pada narasi dan tekanan negara-negara besar, ada potensi negara-negara ASEAN untuk menyesuaikan diri dengan negara-negara tertentu," ujarnya.

        Dalam sengketa tersebut, Malaysia menghindari memberikan kritik langsung terhadap sikap China dan AS.

        "Dihadapkan dengan kekuatan besar, kita harus bersatu sebagai blok untuk secara efektif memaksimalkan kekuatan kita bersama. Jika negara-negara ASEAN terpecah, jangan berharap Malaysia menghadapi China dan Amerika Serikat sendirian," tambahnya.

        Ia menambahkan bahwa Malaysia bukan satu-satunya negara ASEAN yang terlibat dalam sengketa.

        Pada Rabu (4/8/2020) malam menteri tersebut dilaporkan telah melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dan Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo.

        "Saya akan mengangkat (sengketa Laut China Selatan) dengan mereka," ujarnya.

        Menurut laporan dari seorang juru bicara, panggilan telepon itu membahas mengenai kerja sama bilateral di tengah krisis virus corona dan Malaysia sebagai tuan rumah Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada November 2020 mendatang.

        Terkait Laut China Selatan, ia menyatakan bahwa setiap pihak telah bertukar pandangan mendalam.

        "Kedua pihak juga memiliki pertukaran pandangan yang mendalam tentang bersama-sama mengatasi situasi internasional yang tidak stabil dan tidak menentu saat ini," ujarnya.

        Hishammuddin menegaskan pula bahwa pemerintah Malaysia berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan melalui jalur diplomatik.

        Ia mengatakan kode etik yang saat ini sedang dinegosiasikan oleh seluruh blok ASEAN dan China adalah jalan untuk menghindari konflik di perairan Laut China Selatan.

        Sebelumnya, Malaysia mendapat kritik dari para kritikus barat karena tidak mengambil sikap tegas terhadap Beijing.

        Khususnya saat kapal-kapal Tiongkok merambah perairan Malaysia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: