Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekonomi RI Melorot, Eh Airlangga Berkelit: Gak Lebih Parah dari..

        Ekonomi RI Melorot, Eh Airlangga Berkelit: Gak Lebih Parah dari.. Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 5,32 persen (yoy) pada kuartal kedua 2020, tidak lebih parah jika dibandingkan dengan sejumlah negara yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.

        “Ekonomi Indonesia terakhir minus 5,32 persen. Kontraksi ini juga dialami negara lain tapi Indonesia relatif masih lebih baik karena negara lain jatuh lebih dalam,” katanya, Selasa (11/8/2020).

        Baca Juga: Ekonomi Nyungsep -5,32%, Eh Menteri Airlangga Dikepret Aktivis 98

        Baca Juga: Sowan ke Prabowo, Airlangga Terang-terangan Ngaku Bahas Kabinet

        Lanjutnya, ia mengatkan bahwa negara lain mengalami kontraksi lebih dalam seperti Inggris yang sudah dua kali resesi minus 1,7 persen sampai minus 19,9 persen, Hong Kong minus 12 persen, Singapura minus 12,6 persen, India minus 18 persen, serta Brazil.

        Namun, ia menegaskan bahwa pada kuartal III 2020 bisa menjadi momen yang penting untuk menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

        Terkait itu, ia menyatakan realisasi belanja pemerintah harus mampu menopang kuartal III dan IV tahun ini. Sehingga, sambungnya, pertumbuhan ekonomi nasional secara tahunan dapat sesuai dengan target.

        “Kita harus melihat kuartal III sangat penting sehingga belanja pemerintah bisa menopang dan sebagai pengungkit di kuartal III dan IV,” tegasnya.

        Tak hanya itu, ia mengatakan konsumsi rumah tangga yang pada kuartal II-2020 terkontraksi hingga 5,51 persen juga harus didorong karena berkontribusi besar terhadap perekonomian.

        “Kita ketahui konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu market confident dan market aman menjadi yang utama dalam periode seperti ini,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: