Setelah kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan pada awal Maret 2020 lalu, pergerakan ekonomi sejumlah sektor industri dan non-industri mulai goyah.
Perubahan gaya hidup normal menjadi new normal mengharuskan masyarakat Indonesia untuk lebih menjaga kesehatan dan imunitas tubuh. Tak ayal jika pada akhirnya masyarakat harus hidup berdampingan dan bergantung pada produk-produk sanitasi seperti hand sanitizer dan sabun yang mendukung kebersihan dan kesehatan tubuh.
Perlu diingat bahwa produk-produk surfaktan dan oleokimia yang dimaksud mengandalkan minyak kelapa sawit sebagai bahan dasar dalam produksinya. Mengingat tingginya permintaan masyarakat Indonesia dan dunia akan produk-produk oleokimia selama pandemi Covid-19, otomatis permintaan minyak kelapa sawit juga akan meningkat.
Baca Juga: Aceh’s Story: Cangkang Sawit Perdana Terbang ke Jepang
Baca Juga: Tim Kampanye Positif Sawit Terbentuk, Gapki: Harus Kompak & Solid
Asosiasi Produsen Oleochemicals Indonesia (Apolin) mencatat kenaikan fantastis terhadap ekspor oleokimia (oleochemical) selama Juni 2020 yakni mencapai 26 persen secara year-on-year (yoy).
Ketua Umum Apolin, Rapolo Hutabarat menyatakan bahwa oleokimia yang berasal dari minyak sawit laris manis di pasar domestik dan global dikarenakan menjadi bahan dasar produk kesehatan dan sanitasi seperti sabun dan pembersih tangan (hand sanitizer).
Lebih lanjut Rapolo juga mengatakan, tingginya kesadaran masyarakan Indonesia akan kebersihan dan sanitasi menjadi penyebab kencangnya penjualan salah satu produk turunan kelapa sawit ini di tengah menurunnya ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang mencapai 11 persen pada semester I-2020.
Selain itu, Rapolo juga menilai bahwa dukungan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dalam mempermudah izin operasional juga turut mendorong peningkatan ekspor.
Berdasarkan data Apolin diketahui bahwa selama tiga tahun terakhir, volume ekspor oleokimia cukup baik. Pada 2018 dan 2019, volume ekspor oleokimia Indonesia berturut-turut yakni 2,8 juta ton dan 3,2 juta ton dengan nilai ekonomi masing-masing sebesar US$2,4 miliar dan US$2 miliar.
Sementara itu, pada semester I-2020, volume ekspor oleokimia mencapai 1,8 juta ton dengan nilai sebesar US$1,3 miliar. Diperkirakan hingga Desember 2020, total ekspor oleokimia Indonesia mampu menembus 3,7 juta ton dengan nilai ekonomi sebesar US$ 2,6 miliar.
"Hampir seluruh penduduk dunia mengantongi sanitasi, wajar ekspor maupun konsumsi dalam negeri untuk produk chemical mengalami peningkatan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti