Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setelah TikTok, Apakah Trump Bakal Bidik Alibaba Milik Jack Ma?

        Setelah TikTok, Apakah Trump Bakal Bidik Alibaba Milik Jack Ma? Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Amerika Serikat telah membidik beberapa juara teknologi terbesar China, dari Huawei, TikTok ByteDance hingga WeChat Tencent. Alibaba yang dimiliki Jack Ma bisa menjadi yang berikutnya.

        Tindakan terhadap perusahaan-perusahaan China telah menandai peningkatan dramatis dari dorongan pemerintahan Trump terhadap kekuatan teknologi China yang meningkat sehingga memaksa pemain global untuk memilih antara China dan Amerika Serikat.

        Baca Juga: Meski Diboikot Amerika, TikTok Tarik Minat Orang Terkaya Asia Loh

        "Kami berada dalam perubahan paradigma, dan geopolitik sedang mengalami transformasi bersejarah saat ini," kata Alex Capri, peneliti di Hinrich Foundation dan rekan senior serta dosen di Universitas Nasional Singapura sebagaimana dilansir dari CNN International di Jakarta, Jum'at (14/8/2020).

        Pejabat Washington membuat lebih banyak tuduhan terhadap perusahaan teknologi China, mereka mengindikasikan bahwa pemerintah benar-benar ingin memisah industri teknologi antara AS dan China.

        Tidak seperti ByteDance atau Huawei yang ekspansi globalnya tumpul setelah Washington memutuskannya dari teknologi AS, Alibaba tidak terlalu berhasil melakukan ekspansi ke AS.

        Tetapi fakta bahwa Alibaba adalah juara teknologi nasional di China mungkin menjadi alasan yang cukup bagi Washington untuk menjadikan Alibaba bidikan selanjutnya.

        Meski demikian, Alibaba belum diancam dengan jenis sanksi yang sama dengan perusahaan teknologi China lainnya. Presiden Donald Trump bahkan memanggil Jack Ma "teman saya" setelah miliarder China itu menyumbang persediaan untuk memerangi pandemi virus corona pada awal tahun ini.

        Alibaba mengoperasikan platform e-commerce yang sangat populer, sebagian besar tersedia di China dan pasar Asia Tenggara lainnya. Mereka juga memulai Alipay, salah satu aplikasi pembayaran paling dominan di China bersama WeChat Pay dari Tencent.

        Tindakan apa pun oleh Washington kemungkinan tidak akan memengaruhi bisnis e-commerce dan ritel perusahaan China ini. Pendapatan perusahaan induk mereka sebanyak hampir 80% dari pendapatan Alibaba yakni sebesar 509,7 miliar yuan (USD73,5 miliar atau Rp1.093 triliun).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: