Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Kontribusi Minyak Sawit Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19

        Ini Kontribusi Minyak Sawit Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Bidang Komunikasi GAPKI Tofan Mahdi menyampaikan kinerja kelapa sawit di semester pertama 2020. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester satu tahun ini atau tepatnya kuartal II mengalami kontraksi 5%. Tapi jika dibandingkan dengan negara lain maupun negara maju, kondisi Indonesia lebih baik karena kontraksi di Singapura mencapai 40%.

        "Ditengah pandemi Covid-19 ketika hampir semua sektor ekonomi melemah, sektor sawit ini tetap bisa menjadi penyumbang devisa ekspor terbesar," ujar Tofan dalam diskusi virtual.

        Baca Juga: Program Peremajaan Sawit Rakyat Jadi Jembatan Kemitraan?

        Tofan menuturkan, tahun 2020 dari Januari sampai Juni jumlah sumbangan devisa ekspor dari industri minyak sawit pada APBN mencapai US$10 miliar.

        Sementara itu, jika dibandingkan dengan nilai kontribusi devisa ekspor dari minyak sawit tahun 2019 mencapai US$19.5 miliar, kendati demikian, Tofan menilai sepanjang 2020 pihaknya optimis sampai akhir tahun kontribusi devisa ekspor dari minyak sawit lebih rendah dari tahun lalu, pasalnya situasi sangat berbeda.

        "Situasi tahun ini sangat berat, dan kita melihat permintaan ekspor dari berbagai negara yg menjadi pembeli utama komoditas ekonomi Indonesia sedang turun. Seperti China Pakistan Eropa semua turun, kalo ada yang naik itu India," ujar Tofan.

        Tofan mengatakan, dari sisi produksi, dirinya bersyukur bahwa ditengah pandemo Covid-19 produksi minyak sawit nasional masi cukup baik meskipun turun sangat tipis. 

        "Jadi total produksi minyak sawit Indonesia selama semester I 2020 mencapai 23.5 juta ton dan sekitar 15.5 juta ton terserap di pasar ekspor," tutur Tofan.

        Selain itu, sepanjang 2020 sampai semester 1 2020 ini harga minyak sawit sangat baik dibanding tahun 2019. Jadi ketika banyak sektor ekonomi melemah, lalu harga rata-rata minyak sawit naik secara signifikan. 

        Banyak faktor yang menunjang dari kenaikan tersebut, berdasarkan data secara overall ekspor minyak sawit turun, namun ada peningkatan permintaan ekspor yang signifikan terhadap produk oleochemical seperti bahan baku untuk sabun dan alat kosmetik.

        "Kita menganalisis ada peningkatan kebutuhan terhadap produk oleochemical dari sawit terhadap Covid-19 tidak saja di Indonesia tapi global," ucap Tofan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: