Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Minyak Sawit Mengudara ke China, Kaltim Gembira!

        Minyak Sawit Mengudara ke China, Kaltim Gembira! Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah pandemi, perlahan tapi pasti, satu per satu daerah sentra kelapa sawit di Indonesia unjuk gigi dengan melaporkan keberhasilan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya ke negara-negara importir potensial di dunia. Provinsi Kalimantan Timur, salah satu provinsi sentra kelapa sawit di Indonesia dengan luas lahan sawit mencapai 1.287.449 hektare, ikut berkontribusi terhadap kegiatan ekspor yang dimaksud.

        Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Samarinda telah memfasilitasi sertifikasi ekspor minyak sawit berupa RBD (Refined Bleached Deodorized) Palm Stearin sebanyak 12 ribu ton dan RBD Palm Olein sebanyak 3 ribu ton dengan nilai ekonomis sebesar Rp117 miliar yang akan diekspor untuk pertama kalinya ke China.

        Baca Juga: Petani Sawit Punya PKS Sendiri? Kenapa Tidak!

        Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Cahyono, melalui keterangan tertulisnya mengatakan, "Selama ini, minyak sawit asal Kaltim hanya dilalulintaskan secara antar-area saja, tetapi berkat adanya Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang dideklarasikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan sudah disosialisasikan kepada petani maupun para pengusaha bergerak di sektor pertanian untuk mendorong potensi-potensi ekspor yang ada di Kaltim sehingga saat ini minyak sawit sudah jadi komoditas ekspor."

        Lebih lanjut Cahyono menuturkan, ekspor minyak kelapa sawit dari Kaltim ke China tersebut merupakan pencapaian penting, mengingat negara tersebut telah menerapkan persyaratan Import Health Standard (IHS) yang ketat. Tidak hanya minyak kelapa sawit, Karantina Pertanian Samarinda juga rutin setiap bulannya melayani sertifikasi ekspor produk kelapa sawit berupa (Palm Kernel Expeller/PKE) dan cangkang kelapa sawit (Palm Kernel Shell/PKS).

        Berdasarkan data IQFAST Karantina Pertanian Samarinda, permohonan sertifikasi untuk ekspor PKE dan cangkang kelapa sawit meningkat signifikan. Selama semester I-2020, tercatat sebanyak 14,4 ribu ton PKE dengan nilai ekonomis Rp64,8 miliar dan cangkang kelapa sawit sebanyak 3,9 ribu ton dengan nilai ekonomis Rp5,9 miliar telah diekspor ke sejumlah negara-negara dunia.

        Sementara pada tahun 2019, ekspor PKE hanya tercatat sebanyak 5,9 ribu ton dengan nilai ekonomis Rp26,7 miliar dan tidak ada permohonan sertifikasi untuk cangkang kelapa sawit.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: