Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Laba 7 Bank BUKU IV Anjlok Berjamaah, Siapa yang Paling Tekor?

        Laba 7 Bank BUKU IV Anjlok Berjamaah, Siapa yang Paling Tekor? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Semester pertama tahun 2020 menjadi tantangan besar bagi perekonomian Indonesia. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 secara nyata berimbas kepada hampir semua sektor, termasuk perbankan

        Bahkan, kelompok bank dengan modal inti di atas Rp30 triliun atau dikenal dengan bank BUKU IV juga tak bisa berbuat banyak. Satu per satu laporan keuangan semester I 2020 bank BUKU IV telah dipublikasikan yang ternyata seluruhnya mengalami tekanan terhadap kinerja keuangan, khususnya pada pos laba bersih.

        Baca Juga: Kurs Rupiah Hari Ini, 21 Agustus 2020: Don't Worry Be Happy

        Baca Juga: Carut-Marut! Daftar Perusahaan Asuransi RI yang Alami Gagal Bayar

        Lantas, dari tujuh bank BUKU IV di Indonesia, siapakah yang mengalami penurunan laba bersih yang paling dalam pada semester I 2020? Simak ulasannya berikut ini. 

        1. Bank Danamon (-53,4%)

        PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) menjadi bank BUKU IV dengan penurunan laba bersih yang paling dalam. Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, Bank Danamon membukukan laba bersih sebesar Rp845 miliar sepanjang semester pertama tahun 2020. Angka tersebut anjlok 53,4% dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 1,81 triliun.

        Direktur Utama Bank Danamon, Yasushi Itagaki, mengungkapkan bahwa penurunan tersebut dipengaruhi oleh tantangan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Alhasil, manajemen memutuskan untuk memperkuat struktur pendanaan, di mana hal itu tercermin dari pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 14% menjadi Rp62,1 triliun. 

        Baca Juga: Merger Bank BUMN Syariah: Dampak dan Tantangannya

        "Di tengah kondisi yang menantang ini, kami telah memperkokoh pondasi dengan likuiditas yang stabil dan komposisi pendanaan yang lebih sehat," tegas Yasushi Itagaki secara tertulis, Jakarta, 30 Juli 2020 lalu.

        2. Bank BNI (-41,6%)

        PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengantongi laba bersih sebesar Rp4,46 triliun pada semester I 2020. Angka tersebut turun drastis hingga 41,6% dari periode yang sama pada tahun 2019 yang mencapai Rp7,63 triliun. Dengan begitu, BNI menempati posisi kedua sebagai bank BUKU IV dengan penurunan laba paling dalam.

        Restrukturasi kredit dan pandemi Covid-19 diklaim manajemen sebagai faktor yang membuat laba bersih BNI tertekan. 

        "Kita harus membentuk tambahan CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) yang besar, kita memproyeksikan profit akan tergerus signifikan karena dua hal tersebut," jelas Direktur Keuangan BNI, Sigit Prastowo, Jakarta, 18 Agustus 2020 lalu. 

        Sebagai catatan, sepanjang semester I 2020, kredit BNI mengalami pertumbuhan hingga 5% dari Rp549,23 triliun menjadi Rp576,78 triliun. Penyaluran kredit sampai dengan Juni 2020 mencapai Rp27,5 triliun. 

        "Pertumbuhan kredit didukung stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah, di antaranya penempatan dana di bank umum dan penjaminan pemerintah kepada pelaku usaha," sambungnya.

        3. Bank BRI (-36,88%)

        Sepanjang semester I 2020, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengantongi keuntungan bersih sebesar Rp10,18 triliun. Angka tersebut 36,88% lebih rendah daripada capaian laba bersih semester I 2019 yang mencapai Rp16,13 triliun. 

        Anjloknya laba bersih BRI tidak terlepas dari kontraksi pendapatan bunga, syariah bersih, dan pendapatan premi sebesar 7,36% dari Rp40,04 triliun menjadi Rp37,09 triliun. Penyaluran kredit BRI dalam enam bulan pertama tahun 2020 juga turun 1,07% dari Rp877,44 triliun menjadi Rp886,91 triliun. 

        Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menjadi salah satu alasan penurunan kinerja perusahaan pada paruh pertama tahun ini. Meski begitu, pihaknya mengupayakan beberapa langkah penyelamatan, khususnya untuk membantu UMKM.

        "Sejak awal pandemi terjadi, kami fokus melakukan upaya penyelamatan dan membantu kebangkitan UMKM," jelasnya secara virtual, Jakarta, 19 Agustus 2020.

        4. Bank Mandiri (-23,9%)

        PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 23,9% menjadi Rp10,2 triliun pada semester I 2020. Padahal, pada periode yang sama pada tahun lalu, laba bersih Bank Mandiri mencapai Rp13,53 triliun. 

        Penurunan laba bersih tersebut terjadi bersamaan dengan membengkaknya biaya operasional perusahaan dari Rpp18,37 triliun menjadi Rp19,18 triliun. Bukan cuma itu, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) Bank Mandiri juga melonjak pada periode tersebut dari Rp6,21 triliun menjadi Rp10,29 triliun. 

        "Per Juni 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi kami berada di kisaran 195,5%," ujar Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar, dalam video confrence pada Rabu, 19 Agustus 2020 lalu.

        5. Bank Panin (-18,49%)

        Laba bersih PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin/PNBN) ikut rontok sebesar 18,49% dari Rp1,59 triliun pada semester I 2019 menjadi hanya Rp1,29 triliun pada semester I 2020. 

        Walau pendapatan bunga bersih meningkat 2,43% menjadi Rp4,45 triliun, perlambatan ekonomi Indonesia menyebabkan penyaluran kredit Bank Panin mengalami penurunan dari Rp151,49 triliun pada awal tahun menjadi hanya Rp139,62 triliun pada Juni 2020. 

        "Penurunan kinerja ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya risiko kredit akibat dampak pandemi virus corona," jelas manajemen Bank Panin secara tertulis beberapa waktu lalu.

        6. Bank CIMB Niaga (-11,2%)

        PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mengantongi laba bersih sebesar Rp1,74 triliun pada semester I 2020. Capaian tersebut terkontraksi hingga 11,2% dari tahun sebelumnya yang menembus Rp1,96 triliun. 

        Rontoknya keuntungan perusahaan merupakan imbas dari menipisnya pendapatan bunga bersih CIMB Niaga sebesar 1,7% menjadi hanya Rp6,2 triliun. Ditambah lagi, pada paruh pertama 2020, beban operasi selain bunga CIMB Niaga naik 11,9% menjadi Rp7,5 triliun. Bertambahnya beban operasi selain bunga terjadi karena perusahaan meningkatkan CKPN hingga 75% menjadi Rp2,59 triliun pada periode tersebut.

        7. Bank BCA (-4,8%)

        Bank swasta terbesar di Indonesia, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga turut mengalami penurunan laba bersih pada semester I 2020. Walau tak signifikan dan menjadi penurunan terkecil di antara lainnya, laba bersih BCA terkoreksi 4,8% dari Rp12,86 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp12,24 triliun pada semesteri I 2020. 

        Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa penurunan laba tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pembentukan biaya CKPN atas kredit sebesar Rp6,5 triliun. Perlu diketahui, sampai dengan Juni 2020 lalu, kredit BCA mengalami pertumbuhan 5,3% menjadi Rp595,1 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: