Nilai tukar rupiah perkasa di hadapan hampir semua mata uang regional dan global. Bergerak di kisaran level Rp14.700-an per dolar AS, rupiah menjelma sebagai mata uang Asia paling kuat melawan dolar AS.
RTI mencatat, sampai dengan pukul 10.10 WIB, rupiah terapresiasi 0,26% ke level Rp14.766 per dolar AS. Beberapa saat sebelumnya rupiah terbang hingga ke level tertinggi di angka Rp14.745 per dolar AS. Tiga mata uang global lainnya juga tunduk kepada rupiah, yaitu dolar Australia (0,18%), euro (0,18%), dan poundsterling (0,16%).
Baca Juga: Gak Ada Diskon Harga Emas Antam Hari Ini, Siapkan Uang Segini Ya
Kinerja rupiah di antara mata uang Benua Kuning juga patut diacungi jempol. Sebagai yang terbaik di Asia, rupiah menguat terhadap ringgit (0,39%), baht (0,28%), dolar Hong Kong (0,26%), dolar Taiwan (0,26%), dolar Singapura (0,25%), won (0,24%), yuan (0,14%), dan yen (0,14%).
Baca Juga: Bikin Meringis! Cek Harga Emas Hari Ini: Jumat, 21 Agustus 2020
Sebagai catatan, dalam beberapa hari terakhir rupiah bergerak tertekan di hadapan dolar AS. RTI mencatat, rupiah terkoreksi sedalam -0,37% dalam sepekan atau setara dengan -1,14% dalam sebulan terakhir. Meski begitu, optimisme rupiah untuk menguat masih ada sehingga tidak perlu terlalu khawatir.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menilai pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat berada di atas Rp14.800 hanya bersifat sementara. Menurutnya, ada sejumlah faktor yang mendasari hal tersebut, seperti kekhawatiran gelombang kedua Covid-19, prospek pemulihan ekonomi, dan tensi hubungan AS-China.
Meskipun begitu, Perry optimis bahwa rupiah akan kembali menguat. Terlebih lagi, level fundamental rupiah masih undervalued.
"Kalau diukur faktor fundamental, inflasi akhir tahun ini rendah di batas bahwa kisaran sasaran. Inflasi akhir tahun ini mengarah ke 2%. Kalau inflasi rendah, nilai tukar (rupiah) menguat," tegas Perry secara virtual pada Rabu, 19 Agustus 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih