Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cetus Pengamat: Mungkin Publik Menilai Prabowo Sudah Gak Layak

        Cetus Pengamat: Mungkin Publik Menilai Prabowo Sudah Gak Layak Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Warian Yusuf menilai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, untuk tidak kembali maju di Pilpres 2024, dan lebih baik Prabowo menjadi seorang king maker.

        Menuruntya, Prabowo bisa meniru sikap Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

        Baca Juga: Tantang Poyuono ke Tokoh KAMI: Jujur Dong Kayak Prabowo!

        Baca Juga: Jangan Kaget! Ini Daftar Menteri yang Terancam Digeser, Prabowo..

        “Prabowo sudah tiga kali nyalon. Pernah berpasangan dengan Megawati, terus berpasangan dengan Hatta Rajasa dan terakhir sama Sandiaga Salahuddin Uno. Mungkin publik memang menilai Prabowo tidak layak. Buktinya kalah terus. Masa harus kalah untuk keempat kali sih,” ungkapnya, seperti dikutip, Rakyat Merdeka, Jumat (21/8/2020).

        Lanjutnya, ia menyebut tokoh sekelas Prabowo seharusnya meniru rekam jejak dan sikap kenegarawanan Megawati dan SBY.

        Menurutnya, mereka berdua kini sebagai king Maker. “Itu jauh lebih elegan,” ujarnya.

        Lebih baik, Prabowo memberikan kursi capres dan cawapres kepada tokoh-tokoh muda yang potensial.

        Saat ini, ada beberapa nama yang disebut-sebut layak diusung sebagai pemimpin masa depan seperti Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Puan Maharani, AHY, atau Anies Baswedan.

        Tokoh muda ini seharusnya dijadikan andalan untuk pilpres nanti. “Estafet diberikan kepada generasi berikutnya saja. Mereka bertarung di Pemilu 2024. Jangan lagi Prabowo, berikan kepada kaum milenial yang layak menjadi pemimpin negara,” jelasnya.

        Namun, jika Gerindra dan Prabowo ngotot mau maju di 2024, Warian tidak mempermasalahkan. Dia menekankan, dalam politik tidak masalah mau kalah empat kali sampai sepuluh kali pun.

        “Cuma ya itu tadi, mungkin publik tidak menginginkan Prabowo sebagai pemimpin. Publik menganggap tidak oke,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: