Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Erick Jemput Investasi BUMN UEA untuk Proyek PLN & Pertamina

        Erick Jemput Investasi BUMN UEA untuk Proyek PLN & Pertamina Kredit Foto: Kementerian BUMN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan bilateral ke Uni Emirat Arab (UEA), bersama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sejak Jumat (20/8/2020).

        Dalam kunjungan tersebut, keduanya membahas sejumlah kerja sama, termasuk kerja sama PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan milik UEA.

        Erick menyampaikan, kedua negara tengah membahas kerja sama di sektor kesehatan, ketahanan energi, dan ketahanan pangan. Mantan bos Inter Milan itu mengatakan, di bidang ketahanan energi, pemerintah kembali melanjutkan pembicaraan tentang kerja sama PLN dengan BUMN UEA bidang energi yakni, Masdar.

        Baca Juga: 10 Juta Dosis Vaksin Disediakan UEA Tahun Ini untuk Indonesia

        Baca Juga: Tes Covid-19 Bentar Lagi Pakai Laser, Hasilnya Cuma 5 Menit

        "Salah satu point meeting yang kami akan lakukan bagaimana PLN bisa transformasi dengan partner dari Masdar membangun energi tenaga surya, yang awalnya sekarang di Cirata. Kami akan eksplor lagi di beberapa daerah lain," ujar Erick dalam konferensi pers virtual, Sabtu (22/8/2020).

        PLN melalui PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) telah menandatangani persetujuan pembangunan proyek (project development agreement) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat sejak 2017 lalu.

        Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa proyek tersebut akan memasuki peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Juni 2021. Selanjutnya, pembangkit listrik berkapasitas 145 MWAC itu diharapkan bisa beroperasi pada semester kedua 2022 mendatang. Proyek itu sendiri memiliki nilai investasi US$129 juta.

        "Pembahasan dilakukan sebagai tindak lanjut kunjungan presiden pada Januari yang lalu," ucap Retno, Sabtu (22/8/2020).

        Retno menuturkan, kedua negara juga melanjutkan pembahasan kerja sama Pertamina dengan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc). Kedua perusahaan telah menandatangani kontrak penyediaan LPG senilai US$270 juta.

        "Kami juga minta dukungan UAE terkait pembicaraan bisnis yang sedang dilakukan Pertamina dengan Adnoc," tutur Retno.

        Retno menambahkan, selain kerja sama di sektor energi, kedua negara juga membahas sinergi pada bidang pangan. Erick menyatakan UEA merupakan pusat distribusi untuk pasar Afrika dan Timur Tengah sehingga terdapat potensi pasar besar.

        "Kami harapkan bagaimana kerja sama ini bisa menaikkan kualitas produksi pangan kita, sekalian juga security (ketahanan) dari kebutuhan pangan di Indonesia," tambah Retno.

        Selain itu, dalam kunjungan ke negara UEA, Erick mengungkapkan, kedua negara juga membahas kerja sama penyediaan vaksin perusahaan farmasi Indonesia dengan G42 yang merupakan perusahaan teknologi kesehatan UEA. Rencananya, PT Bio Farma (Persero), PT Indofarma (Persero) Tbk, dan PT Kimia Farma (Persero) Tbk bersama G42 akan menyediakan vaksin sebanyak 10 juta dosis pada 2020.

        "Kami pastikan bahwa transformasi industri kesehatan Indonesia tidak jago kandang, tapi jadi partner yang baik untuk dalam jaga distribusi baik dalam negeri dan luar negeri," ucap Erick.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: