Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa pandemi virus corona telah menyerang semua kalangan masyarakat. Tak hanya masyarakat bawah, menengah ke atas juga terimbas dampaknya.
Hal ini karena konsumsi para kelompok menengah atas mengalami penurunan. Namun, menurut Sri Mulyani, kelompok menengah atas masih bisa berbelanja dengan fasilias online dan mengurangi waktu berkumpul di tempat-tempat umumnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Target Dividen BUMN 2021 Rp26 T, Gimana Pak Erick?
Nah, berikut fakta-fakta Menkeu sebut kelompok menengah atas sudah tidak nongkrong lagi:
1. Konsumsi Kelompok Menengah Atas Menurun
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, daya beli kelompok kelas menengah atas menurun. Padahal, kelompok kelas menengah atas ini selalu menyumbang daya beli konsumsi untuk mendongkrak ekonomi nasional.
2. Kelompok Menengah Atas Seharusnya Pendongkrak Ekonomi Nasional
Menkeu Sri Mulyani mengatakan, kelompok kelas menengah atas ini selalu menyumbang daya beli konsumsi untuk mendongkrak ekonomi nasional. Namun, adanya pandemi Covid-19 ini membuat mereka menahan untuk membeli.
3. Konsumsi Menurun, tapi Tetap Berbelanja Online
Menurut Menkeu, kelompok menengah atas konsumsinya menurun, tapi masih melakukan beberapa kegiatan digital. Dirinya menjelaskan, kegiatan digital tersebut berupa masih membeli barang online.
4. Beralih ke Digital, Kelompok Menengah Atas Sudah Tidak Nongkrong hingga ke Bioskop Lagi
Menkeu Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa konsumsi tetap menurun walaupun kelompok menengah atas berbelanja online. Hal ini karena tidak menyubtitusi kegiatan ekonominya.
Dirinya menyebutkan, dengan adanya belanja online, mereka pun sudah tidak berpergian atau datang ke suatu warung bahkan ke bioskop. "Mereka udah enggak nongkrong di warung dan bisokop karena pandemi," ujarnya.
5. Menkeu Siapkan Instrumen untuk Tingkatkan Konsumsi Masyarakat
Menteri Keuangan Sri Mulyani akan membuat instrumen termasuk belanja disiapkan dengan baik untuk bisa menjaga perekonomian sekaligus membantu masyarakat. Adapun pemerintah telah menetapkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp695,2 triliun yang mencakup semua sektor baik untuk kesehatan hingga membantu UMKM yang paling terdampak Covid-19. Hal ini untuk mendongkrak daya beli konsumsi.
"Jadi, poin saya adalah kalau dari resource APBN kita, 2020 itu sudah mengalokasikan cukup banyak resource untuk mendorong baik dari sisi demand and supply," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum