Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bill Gates Segera Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

        Bill Gates Segera Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kredit Foto: Reuters/Pierre Albouy
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendiri Microsoft, Bill Gates tampaknya akan sibuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir berukuran kecil yang dapat menyimpan listrik untuk tenaga surya dan angin.

        Upaya ini merupakan bagian dari cara sang miliarder filantropi untuk memerangi perubahan iklim, dan ditargetkan untuk membantu perusahaan utilitas memangkas emisi gas penghangat planet tanpa merusak jaringan.

        Baca Juga: Bill Gates Rayakan Ultah Warren Buffett, So Sweet Banget!

        Dilansir dari Reuters di Jakarta, Senin (31/8/2020) Presiden dan Kepala Eksekutif TerraPower Chris Levesque mengatakan melalui perusahaan TerraPower LLC yang didirikan Gates 14 tahun lalu, bersama mitranya GE Hitachi Nuclear Energy, berencana untuk mengkomersilkan stasiun yang disebut Natrium di Amerika Serikat pada akhir dekade ini.

        Levesque mengatakan bahwa perusahaan mencari pendanaan tambahan dari mitra swasta dan Departemen Energi AS, dan proyek tersebut mendapat dukungan dari PacifiCorp yang dimiliki oleh Berkshire Hathaway milik miliarder Warren Buffett, bersama dengan Energy Northwest dan Duke Energy.

        Levesque mengungkap, jika berhasil rencananya akan membangun pabrik di Amerika Serikat dan luar negeri.

        "Pada tahun 2050 kita akan melihat ratusan reaktor ini di seluruh dunia, menyelesaikan berbagai kebutuhan energi yang berbeda," kata Levesque.

        Pembangkit listrik berkekuatan 345 megawatt akan didinginkan oleh natrium cair dan masing-masing menghabiskan biaya sekitar USD1 miliar (Rp14,5 triliun).

        Tenaga nuklir adalah sumber utama listrik yang hampir bebas emisi, tetapi banyak pabrik AS yang ditutup karena biayanya tinggi. Kritikus juga memperingatkan bahwa nuklir yang lebih kecil bahkan lebih mahal daripada nuklir konvensional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: