Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Bursa Komoditas?

        Apa Itu Bursa Komoditas? Kredit Foto: REUTERS/Simon Dawson
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa komoditas adalah badan hukum yang menentukan dan memberlakukan aturan dan prosedur untuk perdagangan kontrak komoditas standar dan produk investasi terkait. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar komoditas yang diorganisasi secara teratur, digunakan untuk transaksi jual beli komoditas atas dasar kontrak dengan penyerahan seketika atau kemudian.

        Dalam ilmu ekonomi, komoditas adalah istilah untuk menyebut kelompok barang atau jasa ekonomi yang memiliki kesepadanan penuh atau sebagian tetapi bersifat substansial. 

        Baca Juga: Apa Itu Bursa Efek?

        Bursa komoditas mengacu pada pusat fisik perdagangan terjadi. Bursa komoditas juga menjadi tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran komoditas dan derivatifnya.

        Selain pembeli dan penjual, ada pula pedagang perantara yang dikenal dengan komisioner dan makelar. Komisioner mengambil posisi dalam pasar persaingan barang, sementara makelar tidak dapat memegang posisi pada komoditas tertentu yang masuk ke dalam kondisi pasar pesaing dan nonpesaing.

        Bursa komoditas adalah lokasi sentral tempat komoditas diperdagangkan. Bursa komoditas dimulai dengan perdagangan produk pertanian seperti jagung, sapi, gandum, dan babi pada abad ke-19. Chicago menjadi pusat utama untuk jenis perdagangan komoditas karena lokasi geografisnya di dekat sabuk pertanian dan sebagai titik transit timur-barat dengan akses kereta api.

        Bursa komoditas modern memperdagangkan berbagai jenis sarana investasi, dan sering dimanfaatkan oleh berbagai investor mulai dari produsen komoditas hingga spekulan investasi.

        Dua dari bursa komoditas paling terkenal di Amerika Serikat adalah Chicago Mercantile Exchange (CME) Group dan New York Mercantile Exchange (NYMEX). CME Group adalah pasar derivatif terkemuka dan paling beragam di dunia, menangani tiga miliar kontrak senilai sekitar USD1 kuadriliun per tahun, sedangkan NYMEX adalah salah satu bagian dari CME Group.

        Pertukaran komoditas paling terkenal di Eropa adalah Intercontinental Exchange (ICE). Mirip dengan CME dan NYMEX, ICE adalah bursa komoditas elektronik tanpa lantai perdagangan fisik.

        Dalam lingkungan yang kompetitif biaya pertukaran elektronik menjadi lebih lazim. Satu-satunya bursa perdagangan komoditas fisik yang tersisa di Eropa, London Metal Exchange (LME) sebagai perdagangan logam industri.

        Sifat pertukaran komoditas berubah dengan cepat. Trennya mengarah pada perdagangan elektronik dengan sistem hingar-bingar terbuka, pedagang mengkomunikasikan pesanan beli dan jual melalui sinyal tangan dan lisan, seperti lelang.

        Misalnya pada Juli 2016, CME Group menutup lantai perdagangan komoditas NYMEX, yang terakhir kalinya kecuali 0,3% dari volume energi dan logamnya, dan mulai dialihkan ke komputer.

        Setahun sebelumnya, CME memutuskan untuk menutup lantai perdagangan komoditas di Chicago, mengakhiri tradisi perdagangan tatap muka selama 167 tahun yang mendukung perdagangan elektronik sepenuhnya.

        Sama seperti bursa saham, bursa komoditas juga tak lepas dari fluktuasi harga yang terjadi karena berbagai faktor penyebabnya. Harga juga ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar komoditas. Adapun permintaan tersebut dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi, peningkatan permintaan dan tujuan substitusi baru.

        Pergerakan bursa komoditas juga sulit diprediksi. Diperlukan analisa lebih lanjut untuk mengetahui perkembangan harga yang terjadi untuk setiap transaksi. Sementara itu, biasanya penawaran terjadi karena adanya peningkatan kapasitas produksi, musim, perubahan cuaca, kebijakan pemerintah, bencana alam atau kondisi perang.

        Di Indonesia, bursa komoditas yang mendapatkan izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) adalah Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX).

        Sama seperti bursa efek, bursa komoditas juga tersebar di hampir seluruh dunia, serta diperdagangkan lebih dari triliunan dolar setiap harinya.

        Adapun jenis komoditas bisanya berupa produk energi seperti minyak, bahan bakar, gula, kopi, aluminium, beras, gandum, dan perak.

        Namun, seiring dengan perkembangan dunia, valuta asing, instrumen keuangan dan indeks serta produk-produk teknologi informasi seperti bandwidth ponsel juga mulai dikategorikan sebagai komoditas. Komoditas tersebut dibeli atau dijual pula kontrak berjangka yang menggunakan komoditas sebagai aset acuannya.

        Jenis-jenis Umum Produk Komoditas

        Secara umum, komoditas bisa dibagi menjadi dua jenis yakni komoditas lunak (soft commodity) dan komoditas keras (hard commodity).

        Komoditas lunak merupakan hasil pertanian dan peternakan yang biasanya hanya dimiliki oleh negara tertentu. Jenis produknya seperi kedelai, jagung, kopi, dan gula. Jenis komoditas ini sangat terpengaruh oleh faktor cuaca dan kondisi alam negara asal komoditas tersebut.

        Adapun, komoditas keras adalah produk yang didapatkan dari tambang dan ekstrasi. Misalnya, bahan bakar dan emas. Berikut rinciannya:

        1. Logam 

        Produk komoditas yang masuk ke dalam kategori logam terdiri dari logam berharga dan industri, seperti emas, perak, tembaga, palladium, dan platinum.

        2. Energi 

        Sementara itu, produk komoditas dari energi baik dalam bentuk mentah dan hasil olahan. Misalnya, minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bensin.

        3. Peternakan

        Pakan ternak dan ternak hidup yang termasuk dalam peternakan juga merupakan produk komoditas. Contohnya adalah daging babi tanpa lemak, sapi hidup, daging sapi, dan lainnya.

        4. Pertanian

        Adapun produk pertanian dan hutan contohnya adalah jagung, beras, kacang kedelai, kopi, karet, dan masih banyak lainnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: