Platform e-commerce Bukalapak mengaku mengalami penambahan jumlah mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama pandemi. Bergabung dengan jaringan lokapasar digital menjadi salah satu cara yang masuk akal bagi UMKM untuk bertahan selama pandemi.
Dari sisi pengembangan UMKM, kenaikan juga terjadi pada jumlah pelaku UMKM yang bergabung menjadi Pelapak dan Mitra Bukalapak, yakni mencapai lebih dari 3 juta di tujuh bulan pertama tahun ini.
"Kami mengembangkan inovasi untuk dapat dimanfaatkan para pelaku UMKM dalam meningkatkan kapasitas bisnis dengan dukungan infrastruktur teknologi Bukalapak yang mencakup dukungan logistik, metode pembayaran, pinjaman modal, fitur investasi, produk virtual hingga pelatihan dan pemberdayaan bagi pelapak dan variasi layanan barang dan jasa bagi pengguna," kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, Jumat (11/9/2020).
Baca Juga: Ajak Bukalapak, Visa dan DANA Kolaborasi Bantu UMKM
Baca Juga: Biar Ekonomi Segera Bangkit, Aftech Tekankan Pentingnya Inovasi
Bukalapak menargetkan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dengan peningkatan EBITDA dan burn rate yang semakin rendah. Hal ini dibuktikan dengan capaian yang menghasilkan kenaikan dalam monetisasi. Sampai pertengahan 2020, Bukalapak berhasil meningkatkan EBITDA hingga lebih dari 60%.
Dalam setahun terakhir, jumlah warung dan individu yang menjadi Mitra Bukalapak bertumbuh hingga tiga kali lipat.
"Kami juga baru saja meluncurkan fasilitas pembayaran berbasis kredit; Bayar Tempo. Dengan fitur ini, mitra dapat berbelanja produk grosir maupun virtual di aplikasi Mitra Bukalapak dan membayar pada tanggal jatuh tempo di akhir bulan. Selain itu, di 2020, kami juga aktif memberdayakan Mitra Bukalapak dengan meluncurkan produk inklusi keuangan seperti Kirim Uang, Tabungan Emas, QRIS, dan pengisian e-money yang membantu meningkatkan pendapatan mitra kami terutama di masa pandemi yang sulit ini," tambah Rachmat.
Bisnis Bukalapak lain, yakni BukaPengadaan yang diluncurkan sejak 2017 sebagai salah satu core business Bukalapak untuk mendukung UMKM saat ini, juga berada di pasar permintaan yang lebih besar, mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan dengan pertumbuhan jumlah buyer lebih dari 48% dan lebih dari 32% seller sejak Januari hingga Agustus 2020.
Selain alat-alat industrial maintenance, repair, dan operation (MRO) dalam pola kenormalan baru seperti masker, disinfektan, APD dan rapid test, kebutuhan voucer listrik, pulsa, dan voucer belanja, smartphone dan laptop, serta pendukung gaya hidup seperti sepeda dan alat-alat kesehatan menjadi daftar kebutuhan teratas korporasi atau pemerintah yang dipenuhi para pelaku UMKM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: