Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan telah menarik rem darurat dengan kembali menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total pada Senin 14 September 2020.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai saat ini Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) lebih efektif dalam penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia. Lantas bagaimana pendapat epidemolog, mana yang lebih efektif?
Kepala Departemen Epidemiologi FKM UI, Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, PSBB total dan PSBM sama-sama efektif dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Namun, menurut dia, kebijakan PSBM hanya berdampak pada penurunan kasus yang lebih lamban ketimbang PSBB total. Pasalnya, PSBB total langsung membatasi aktivitas warga dengan maksimal.
Baca Juga: Walikota Bogor: PSBB Total Ala Anies Baswedan Bukan Sebuah Solusi
"Dua-duanya efektif. Logikanya kalau lokal penurunannya akan pelan-pelan. Dan kemungkinan hanya menunda kapasitas penuhnya rumah sakit. Dari misalnya dua Minggu jadi seminggu kemudian rumah sakitnya akan penuh," kata Miko saat dihubungi Okezone, Sabtu (11/9/2020).
Miko mengatakan, langkah Anies yang menerapkan PSBB total akan berdampak dengan penurunan kasus yang signifikan lebih banyak. Terlebih, kata dia, kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 hampir 80% telah penuh.
"Ya jadi kemungkinan diharapkan tidak penuh dulu. Jadi diharapkan tidak penuh, sekaligus pemerintah bisa menampik bahwa kalau ada peningkatan itu jadi kasus bukan karena bukan salahnya pemerintah," jelasnya.
Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan PSBB total sehingga bisa mempunyai dasar alasan yang kuat bila kasus penularan Covid-19 di Ibu Kota masih tinggi.
"Pemerintah sekarang sudah melakukan PSBB. Kalau meningkat juga itu berarti salahnya masyarakat karena sudah dirumahkan juga, tapi masih abai," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman