Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Orang Demokrat ke Anies: Nies, Rem Darurat yang Kau Tarik Itu Blong!

        Orang Demokrat ke Anies: Nies, Rem Darurat yang Kau Tarik Itu Blong! Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menuliskan surat manis untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait kekhawatirannya terhadap pandemi Covid-19.

        Ia menilai bahwa virus coorona ini telah menjadi musuh dunia sejak mulai muncul akhir tahun lalu. "Ada apa dengan Jakarta yang mana pengakuan Gubernurnya dulu sudah mengetahui virus corona lebih awal, mengakui paling siap menghadapi corona, dan gubernur satu-satunya didunia yang bersyukur menemukan banyak positif covid, seolah dia dengan meniup saja bisa menyembuhkan korban positif makanya temuan banyaknya positif covid patut disyukuri. Nies, bersyukur kok ugal-ugalan," tulisnya, dalam keterangannya, Minggu (13/9/2020). Baca Juga: PSBB Ala Anies Dimulai, Bos-Bos Mal Bilang: Mal Tetap Buka!

        Lanjutnya, ia mengatakan PSBB Transisi yang mengganti istilah New Normal ala pemerintah pusat pun berlaku sejak Juni di Jakarta. Namun tampaknya, Anies selalu ingin berbeda dari Pusat.

        "Soal istilah (PSBB Transisi yang mengganti istilah new normal) saja tak mau sama meski esensinya sama saja, atau mungkin Anies yang jago meracik kata-kata ini ingin menyalurkan kemampuannya sebagai ahli kata-kata. PSBB Transisi ternyata kebablasan dan berjalan ugal-ugalan di Jakarta," ujarnya. Baca Juga: Kritik Anies Baswedan, Hasto: Tiba-Tiba Ngerem Tanpa Sinyal

        "Bukannya melakukan hal-hal yang menekan penyebaran Covid malah Gubernur menciptakan cluster-cluster baru covid dengan kebijakannya yang ugal-ugalan," lanjut dia.

        Lebih lanjut, Ferdinand berpendapat bahwa Gubernur Anies merasa pintar dengan kebijakannya yang tak akan menjadi cluster besar penyebaran Covid-19. Padahal belakangan, Jakarta menjadi tempat kerumunan yang begitu sering terjadi, seperti CFD dan demo.

        "Nies.., saya kasih tau lagi ya, kenapa saya pake kata lagi? Karena hal ini sudah saya kasih tau sejak lama tapi kamu yang bandel. Pembukaan Car Free Day, mengijinkan  demo kaum pendukungmu 212, memberi ijin kerumunan politik kaum yang mengklaim diri KAMI, membuka UMKM secara berkerumun, memberlakukan ganjil genap dan membiarkan kerumunan sosial adalah contoh nyata kebijakan yang menciptakan cluster besar covid. Jangan dibantah Nies, sekarang sudah terbukti positif covid di Jakarta melesat ribuan perhari," ujarnya.

        Menurut dia, gaya ugal-ugalan Anies yang kemudian mendadak Jakarta Darurat penyebaran Covid-19 ini berdampak ke semua kalangan.

        "Sialnya rem itu blong hingga menabrak kesana kemari dan menabrak lumbung ekonomi bangsa ini, brukkkk!! 300 Trilliun terbang pergi karena takut jadi korban ugal-ugalan sang Gubernur. Kekonyolan tidak berakhir sampai disitu, gaya ugal-ugalan sang Gubernur pun ditiru oleh para pendukungnya yang serba ugal-ugalan dalam berbicara, berpikir dan bertindak," katanya.

        Ia pun mengatakan serempak mereka mendukung PSSB menutup kota menghentikan aktivitas ekonomi padahal merekalah terduga kaum pencipta cluster Covid-19 dengan demo-demo dan kerumunan politiknya.

        "Hei bung!! Ini bukan soal kata-kata manis rajutan sang Gubernur yang membingkai kebijakan ugal-ugalannya dengan kata demi keselamatan nyawa warga Jakarta," katanya.

        Ia pun menuturkan jika andai saja Anies perduli dengan nyawa warga Jakarta, maka tidak akan ada demo di Jakarta, tak melihat kerumunan politik, tak melihat kerumunan sosial, tak melihat ganjil genap dan tak melihat Pemda yang membiarkan warga tanpa protokol kesehatan beraktivitas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: