Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ke Sri Mulyani, Wishnutama Minta Dana Hibah Rp3,3 Triliun

        Ke Sri Mulyani, Wishnutama Minta Dana Hibah Rp3,3 Triliun Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah mengusulkan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar hibah pariwisata ke daerah difokuskan untuk peningkatan kualitas pelaksanaan protokol kesehatan di destinasi pariwisata.

        "Kemenparekraf sudah mengusulkan ke Kemenkeu agar hibah pariwisata sebesar Rp3,3 triliun ke daerah difokuskan untuk program penerapan protokol CHSE di berbagai destinasi pariwisata," kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio pada akhir pekan lalu.

        Wishnutama menegaskan pelaksanaan protokol kesehatan berbasis Clean, Health, Safety, & Enviromental Sustainbility (CHSE) menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pemulihan pariwisata nasional.

        Baca Juga: AHA Senggol Lagi Anies, Kali Ini Sindirannya Makin Telak

        Baca Juga: Jokowi Ingin SDM RI Unggul, BLK Terus Ditambah

        "Kunci keberhasilan pariwisata agar dapat segera rebound adalah pelaksanaan protokol kesehatan berbasis CHSE dengan baik dan disiplin di tiap destinasi tujuan dan pelaku sektor pariwisata," ujarmya.

        Wishnutama menekankan bahwa tanpa pelaksanaan protokol kesehatan yang baik dan disiplin yang tinggi, maka tidak mudah bagi sektor pariwisata Indonesia untuk dapat bangkit kembali.

        Pihaknya pun telah menerbitkan buku panduan khusus terkait protokol kesehatan berbasis CHSE bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air. "Jadi kuncinya adalah pelaksanaan protokol kesehatan," ujarnya.

        Presiden Joko Widodo sebelumnya mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 akan membuka sebuah perubahan tentang tren pariwisata di dunia. Di mana isu health, hygiene, safety, dan security akan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan.

        Presiden meminta sehabis pandemi ini harus melakukan inovasi, perbaikan-perbaikan sehingga bisa cepat beradaptasi dengan perubahan tren yang kemungkinan besar nanti akan terjadi di dunia pariwisata global.

        "Kedua, isu utamanya adalah keselamatan dan kesehatan, maka protokol tatanan normal baru di sektor pariwisata betul-betul harus menjawab isu utama tadi. Mulai dari protokol kesehatan yang ketat di sisi transportasinya, di sisi hotelnya, di sisi restorannya, dan juga di area-area wisata yang kita miliki," kata Wishnutama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: