Laporan terbaru dari Asian Development Bank (ADB) yang dirilis hari ini, Selasa (15/9/2020), memproyeksikan bahwa belanja rumah tangga masih akan tetap rendah dalam waktu dekat, mengingat adanya pembatasan sosial yang dilaksanakan guna mengendalikan penyebaran virus. Karena permintaan global dan domestik akan tetap lemah pada 2020, kegiatan perdagangan dan investasi pun akan tetap rendah.
"Lemahnya permintaan domestik dalam jangka waktu dekat menyebabkan prakiraan inflasi Indonesia tahun ini diturunkan menjadi rata-rata 2,0%, turun dari 3,0% yang disebutkan ADB dalam prakiraan April. Seiring pulihnya belanja rumah tangga dan dunia usaha pada tahun 2021, inflasi diperkirakan akan naik ke 2,8%," ujar ADB dalam laporan tersebut.
Sementara itu, impor barang modal merosot lebih tajam daripada kontraksi pendapatan dari pariwisata dan ekspor komoditas, sehingga defisit transaksi berjalan kini diperkirakan akan turun menjadi setara dengan 1,5% produk domestik bruto 2020.
Baca Juga: Sri Mulyani: Inflasi 2020 Akan Terkendali di Bawah 2,5%
“Di tengah ketidakpastian yang ada, risiko terhadap proyeksi ini lebih cenderung ke bawah,” kata Emma Allen, Ekonom ADB untuk Indonesia.
“Memburuknya kondisi infeksi, baik pada tingkat lokal maupun global, yang akan menimbulkan pemburukan keyakinan konsumen secara berkepanjangan, dapat menunda pemulihan ekonomi. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi pemerintah untuk segera melaksanakan langkah-langkah dalam menanggulangi pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi.” jelas Emma.
Walaupun belanja rumah tangga diperkirakan rendah, laporan ini memproyeksikan pemulihan yang cepat, dengan permintaan domestik yang tadinya tertahan mampu mendongkrak indeks manajer pembelian di bidang manufaktur hingga melampaui ambang batas 50 pada bulan Agustus.
Keyakinan juga semestinya ikut naik seiring bantuan pembiayaan dari pemerintah untuk investasi dan operasi usaha.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota—49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: