Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ujian UMKM di Tengah Pandemi, Aktivasi dan Optimasi Digitalisasi

        Ujian UMKM di Tengah Pandemi, Aktivasi dan Optimasi Digitalisasi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Masa pandemi menyerang membuat banyak sektor menjadi lemah. Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM menjadi salah satu sektor yang terpukul pada masa pandemi Covid-19.

        Pemerintah sendiri sudah melakukan banyak cara untuk mencoba memulihkan keberlangsungan UMKM. Strategi yang dilakukan, yaitu pemberian stimulus kepada UMKM dan koperasi, juga bantuan langsung tunai (BLT) bagi usaha ultra mikro dan mikro. Subsidi suku bunga kredit UMKM dan restrukturisasi kredit untuk koperasi melalui Lembaga Penyalur Dana Bergulir (LPDB) juga sudah dilakukan, tapi hasilnya masih kurang memuaskan.

        Di tengah UMKM yang lesu, pertumbuhan ekonomi pun ikut menurun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) minus 5,32 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan prediksi pemerintah dan Bank Indonesia. Sebelumnya, mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi minus 4,3 persen hingga minus 4,8 persen.

        Baca Juga: Jaring UMKM Go Digital, Aplikasi Bisnis Gojek Luncurkan Fitur Daftar Mandiri

        Berbeda dengan krisis 1998 yang pada saat itu sektor UMKM menjadi ujung tombak ekonomi. Saat ini sektor UMKM justru menjadi yang paling terpukul karena aktivitas ekonomi terbatas. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 yang dilakukan oleh beberapa daerah di Indonesia tentu membuat para pelaku UMKM kaget. Biasanya pelaku UMKM dibanjiri pelanggan, saat pandemi menyerang, malah sepi pembeli.

        Seperti kata ujian dalam sekolah, setelah kita berhasil melewati ujian tersebut, kita akan naik kelas atau naik tingkat. Covid-19 adalah ujian untuk UMKM untuk bisa naik kelas dengan cara berinovasi dalam kondisi dengan serba keterbatasan.

        Terbukti dari beberapa UMKM yang melakukan inovasi digitalisasi, mereka yang mampu mengoptimalkan teknologi, bisa memperoleh profit yang cukup untuk bisa menghidupkan, atau bahkan mengembangkan UMKM mereka.

        Digitalisasi adalah kunci untuk bisa bertahan dari kondisi seperti ini, semua aspek dipaksa untuk paham akan bagaimana digitalisasi bekerja. Teknologi memudahkan penjual dan pembeli bisa bertemu, yang artinya bisa meminimalisasi penularan Covid-19. 

        Ada beberapa strategi yang harus dilakukan UMKM untuk bisa memaksimalkan teknologi digital dalam kondisi seperti ini. Pertama, aktivasi. Dalam tahap ini UMKM harus mulai mengaktifkan media sosial yang akan dioptimalkan, misal menjual produk di platform digital seperti e-commerce atau mengaktifkan media sosial yang dipunya. Dalam tahap aktivasi, para pelaku UMKM harus mulai mempelajari bagaimana strategi branding yang akan dibuat, seperti pembuatan logo sampai foto produk yang menarik.

        Lalu, setelah tahap pertama selesai, kemudian masuk ke langkah kedua, yaitu optimasi. Di tahap ini, UMKM bisa melakukan beberapa promosi di media sosial yang sudah diaktivasi, dan memperkuat keterikatan UMKM dengan followers yang ada dengan cara membuat beberapa konten yang konsisten di media sosial. Semakin baik UMKM bisa memperkuat keterikatan dengan konsumen, maka akan semakin baik positioning dari branding UMKM tesebut, juga akan menjadi aset yang bagus untuk UMKM.

        Sambil semua elemen berjuang untuk menyelesaikan pandemi ini, UMKM harus terus hidup untuk bisa terus mendongkrak pertumbuhan ekonomi, dengan inovasi dan kreasi, saya selalu yakin jika UMKM Indonesia akan semakin kuat setelah melalui semua ujian ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: