Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Luhut Bilang 2 Bulan Lagi Masa Kritis Covid Berakhir, PKS: Eits, Jangan Cepat Senang

        Luhut Bilang 2 Bulan Lagi Masa Kritis Covid Berakhir, PKS: Eits, Jangan Cepat Senang Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa masa-masa kritis pandemi Covid-19 di Indonesia tinggal dua bulan, jika Desember mendatang sudah ada vaksin

        Menurut dia, jika tidak ada aral melintang, Indonesia akan menerima 30 juta hingga 40 juta vaksin pada Desember.  Baca Juga: Aksi Luhut Lawan Covid Diragukan, Ahli Bilang: Luhut Cuma Ngerti Merintah, Kan Tentara

        “Setelah itu (ada vaksin pada Desember 2020, red) nanti kuartal pertama tahun depan keadaan akan menjadi makin baik,” ujar Luhut dalam acara peluncuran Bangga Buatan Indonesia secara daring, Rabu (16/9).

        Sementara itu, Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS, Mardani Ali Sera mengingatkan pemerintah untuk gencar melakukan pencegahan penularan virus corona di masyarakat.

        Menurutnya, di tengah meningkatnya angka kasus suspect, positif dan kematian akibat corona, hal yang paling utama adalah upaya pencegahan penularan. Baca Juga: Opung Luhut Ungkap 8 Biang Kerok Ekonomi Jatuh ke Minus 5,32%

        Terlebih vaksinasi anti virus corona juga belum dilakukan. "Kemampuan preventif perlu digencarkan karena masyarakat dan organisasi berbasis masyarakat menjadi garda terdepan. Masyarakat berperan penting dalam memutus rantai penularan dengan Puskesmas yang memback up. Pastikan puskesmas mampu bekerja bersama masyarakat dan aktif mengunjugi masyarakat," ujar Mardani menggunakan akun Twitter @MardaniAliSera, Jumat (18/9/2020).

        Lanjutnya, ia menegaskan jika vaksinasi bukan satu-satunya cara membasmi virus corona ini. Cara lain yang penting dan terkait dengan upaya pencegahan penularan adalah dengan gencar melakukan kampanye kesehatan.

        Seperti, rajin berolahraga. Karena itu, dia mendorong agar pemerintah mengalihkan perhatian dengan fokus pada upaya pencegahan.

        "Sebaiknya fokus pada upaya preventif kesehatan, setidaknya ada 2 hal yang bisa digencarkan. Pertama; promosi kesehatan seperti rajin olahraga untuk meningkatkan imunitas dlm tubuh. Ini yang kerap dilupakan," katanya.

        Cara lain adalah melakukan perlindungan khusus terhadap masyarakat. Misalnya menggencarkan kampanye penggunaan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

        "Sambil pemerintah benar-benar memetakan distribusi vaksin, dari prioritas pemberian hingga distribusi ke seluruh masyarakat. Diiringi dengan law enforcement dalam penegakan disiplin protokol kesehatan & anggaran yang pro kesehatan," ujarnya.

        Langkah ini, kata dia, sangat penting. Apalagi vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah belum diketahui pasti kapan dimulai. Meskipun pemerintah telah menargetkan program vaksinasi dilakukan akhir tahun ini, tetapi faktanya belum dilakukan saat ini.

        "Satu hal yang perlu digarisbawahi, jangan cepat senang dengan adanya vaksin Covid-19. Berapa lama vaksin Covid-19 akan diedarkan ke seluruh negeri? Penduduk kita ada 270 juta. Kira-kira perlu berapa bulan untuk menyutikkan vaksin ke penduduk Indonesia. Ini juga terkait kemampuan Puskesmas kita," katanya.

        Tambahnya, andai pemerintah menargetkan vaksinasi dilakukan dalam sebulan terhadap seluruh masyarakat Indonesia, itu artinya setiap hari harus ada 8 juta orang penduduk yang divaksin dengan asumsi jumlah penduduk 250 juta orang.

        "Angka ini tentu tak realistis bila melihat kesiapan infrastruktur kesehatan. Distribusi vaksin akan memakan waktu yg sangat panjang," ujarnya.

        Lebih lanjut, ia mengingatkan pemerintah saat ini masyarakat menunggu kabar baik dari pemerintah tentang masa depan penanganan wabah mematikan itu. Misalnya, kabar tentang peningkatan tes, penegasan dan penegakan protokol kesehatan, pembentukan Satgas oenyehatan tenaga medis.

        "Kabar-kabar ini bisa membuat masyarakat tenang ketimbang terus 'menjual' vaksin sebagai solusi tunggal," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: