Ketua Satuan Tugas Perumahan Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan bahwa Indonesia mendapatkan dukungan dari dua negara, Qatar dan Uni Emirat Arab, dalam program pembangunan rumah dan apartemen untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Kedua negara tersebut telah berkomitmen untuk membantu mencapai target pembangunan rumah yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Qatar berencana untuk membangun total 6 juta unit rumah di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun. Pemerintah Qatar akan menyumbang sebanyak 5 juta unit rumah, sementara seorang filantropis dari Qatar akan membangun tambahan 1 juta unit rumah.
Dukungan Qatar ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk turut berkontribusi dalam program perumahan Indonesia, yang bertujuan untuk menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Selain Qatar, Uni Emirat Arab juga telah berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam pembangunan perumahan. Pemerintah Uni Emirat Arab akan membangun 1 juta unit rumah di Indonesia selama lima tahun ke depan. Dukungan ini menjadi salah satu langkah strategis kedua negara dalam mempererat hubungan internasional dan berkontribusi pada pembangunan sosial di Indonesia.
Baca Juga: OJK Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo, Ini Strateginya
Target pemerintah Indonesia adalah untuk membangun 3 juta unit rumah dan apartemen setiap tahunnya selama lima tahun ke depan. Hal ini diharapkan dapat mencapai total 15 juta unit rumah dan apartemen yang dapat diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di berbagai daerah, termasuk desa-desa. Komitmen ini menunjukkan niat pemerintah untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang semakin meningkat di Indonesia.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, juga menegaskan bahwa pemerintah akan mempermudah proses kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Salah satu langkah yang akan diambil adalah pengurangan waktu pengurusan persetujuan bangunan gedung dari sebelumnya 10 hari menjadi hanya 10 jam pada awal tahun 2025. Ini merupakan upaya untuk mempercepat proses perizinan dan mempermudah masyarakat untuk memiliki rumah.
Hingga Desember 2024, pemerintah Indonesia telah berhasil membangun sebanyak 34.000 rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk tahun 2025, Maruarar Sirait berencana meminta tambahan kuota rumah melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga mencapai 500.000 unit rumah. Ini akan menjadi langkah penting untuk mempercepat program perumahan dan membantu lebih banyak keluarga Indonesia memiliki rumah yang layak.
Baca Juga: Sinergi Bank DKI dan BP Tapera Hadirkan Perumahan Terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Selain itu, Maruarar Sirait juga mengungkapkan bahwa pengembang perumahan di Indonesia telah menunjukkan antusiasme yang besar. Beberapa pengembang telah menyiapkan rumah yang siap huni, dan banyak dari mereka sudah memiliki peminat yang tertarik. Dengan dukungan dari pemerintah dan kerjasama internasional, diharapkan proses pembangunan perumahan dapat berjalan lancar dan cepat.
Melalui kolaborasi internasional dan upaya pemerintah Indonesia, diharapkan dalam waktu dekat akan terwujud kebutuhan perumahan yang lebih baik untuk masyarakat berpenghasilan rendah, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan akses perumahan yang lebih merata bagi seluruh warganya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement