BAF Pede Kinerja Bisnis 2025 Tetap Moncer Meski Diadang Opsen Pajak dan PPN 12 Persen
Kendati diadang dengan kebijakan opsen pajak dan kenaikan PPN 12 persen, PT Bussan Auto Finance (BAF) tetap optimis menatap tahun depan dengan menargetkan peningkatan - peningkatan kinerja bisnis dan keuangan.
"Sebagai perusahaan pembiayaan resmi Yamaha, kami akan tetap fokus untuk meningkatkan penjualan motor Yamaha dengan penguatan kerja sama dengan Yamaha dan dealer resmi," ujar Presiden Direktur BAF Lynn Ramli kepada Warta Ekonomi di Jakarta, baru - baru ini.
Lebih lanjut katanya, pihaknya tetap memantau dampak kebijakan PPN 12% dan opsen pajak yang mulai berlaku tahun depan. Jika memengaruhi penjualan kendaraan bermotor, tentu dampaknya akan terasa pada bisnis pembiayaan secara umum, mengingat 70% pangsa pasar di pembiayaan bergantung pada industri otomotif.
Baca Juga: BAF Caring for Children 2024 Program Orang Tua Asuh
Guna menyiasati dampak tersebut, Lynn membeberkan bahwa BAF akan terus memantau perkembangan kondisi pasar dan ekonomi yang ada sambil mempersiapkan beberapa strategi untuk mempertahankan volume pembiayaan kendaraan baru.
"Terutama untuk pembiayaan kendaraan baru Yamaha, kami akan fokus pada penguatan kerja sama dengan Yamaha dan dealer resmi dengan mengoptimalkan produk pembiayaan yang lebih fleksibel, agar konsumen dapat lebih mudah mengakses pembiayaan BAF," pungkasnya.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri juga terus memonitor dan mencermati dampak opsen pajak ini bagi kinerja industri pembiayaan di tahun depan.
Baca Juga: APPI Sebut Kenaikan UMP 6,5% Mampu Meningkatkan Daya Beli Masyarakat
"Terkait dengan dampak rencana opsen pajak kendaraan tahun depan terhadap kinerja perusahaan pembiayaan, tentu akan dimonitor lebih lanjut. Hal ini mengingat hampir 70% dari pangsa pasar perusahaan pembiayaan ditopang dari pertumbuhan industri otomotif, sehingga penting untuk dicermati," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman.
Sebagai informasi, OJK mencatat piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) tumbuh sebesar 8,37 persen yoy pada Oktober 2024 menjadi Rp501,89 triliun. Angka ini jelas menurun bila dibandingkan Oktober 2023 yang dapat tumbuh double digit sebesar 15,02 persen yoy.
Baca Juga: Daripada PPN 12 Persen, Pakar Dorong Prabowo Naikkan Pajak Konglomerat
Sementara itu, profil risiko Perusahaan Pembiayaan (PP) terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,60 persen (September 2024: 2,62 persen) dan NPF net sebesar 0,77 persen (September 2024: 0,81 persen). Gearing ratio PP turun menjadi sebesar 2,34 kali (September 2024: 2,33 kali) dan berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Advertisement