Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Makin Menjadi-jadi, Gatot Nurmantyo Berani Bilang, Neo PKI Berkumpul di Partai..

        Makin Menjadi-jadi, Gatot Nurmantyo Berani Bilang, Neo PKI Berkumpul di Partai.. Kredit Foto: Dok. we
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan sejumlah alasan bahwa bahaya laten komunis gaya baru semakin nyata.

        “Semakin hari semakin real. Tidak usah mundur ke belakang, mulai dari 2008 aja sudah tidak ada pelajaran G30S PKI,” ujar Gatot, dalam wawancara ekslusif di salah satu stasiun televisi swasta nasional pada Kamis (24/9). Baca Juga: Gatot Lagi Jualan Isu PKI Gaya Baru, Komentar Pengamat Telak

        Sambungnya, “Kemudian, langsung saja deh yang jelas-jelas Ribka Tjiptaning mengatakan bahwa aku bangga menjadi anak PKI. Kemudian menyatakan bahwa peristiwa G30S/PKI itu adalah pelakunya yang membantai adalah TNI,” tambah dia. Baca Juga: Gatot Nurmantyo Singgung PKI ke Jokowi, PDIP: PKI Udah Nggak Laku

        Lebih lanjut, Gatot menyebut bahwa anak-abak dan keturunan PKI banyak yang masuk PDP Perjuangan, mulai dari cabang hingga pengurus pusat.

        “Kemudian mengatakan bahwa anak-anak keturunan PKI itu masuk di PDIP mulai dari cabang sampai dengan Pusat,” kata Gatot.

        Bahkan, teranyar, Gatot menyebut kebangkitan PKI itu semakin nyata dengan adanya upaya menyelinap ke dalam perundang-undangan melalui RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Di mana sejumlah Pasal mengindikasikan PKI.

        “Yang teraktual yang tidak terbantahkan, karena memang PKI atau komunis itu tidak bisa terlihat tapi bisa dirasakan. Contohnya RUU HIP, Pasal 7 Ayat 2 itu mengajukan Trisila; Nasionalisme, Sosial Demokratik dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan, nomor tiga. Bahkan dipres jadi Ekasila. Kemudian, pada Pasal 5 Ayat 1 bahwa sendi pokoknya adalah keadilan sosial,” tuturnya.

        “Mari kita lihat. Bahwa di dalam Pancasila yang pertama adalah Ketuhanan YME makanya dikuatkan lagi di UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 dasar adalah Ketuhanan YME,” imbuhnya.

        Lebih lanjut, Gatot mengatakan yang dikatakan sendi pokok keadilan sosial itu sama dengan manifestasi petinggi PKI, DN Aidit pada tahun 1963.

        “Bayangkan Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi Ketuhanan Yang Berkebudayaan. Yang tadinya menjadi dasar adalah Ketuhanan YME menjadi keadilan sosial,” urainya.

        “Ini jelas, jelas saya punya keyakinan yang utuh,” imbuh Gatot.

        “Kemudian, ingat TAP MPRS XXV 1966 tidak dimasukkan dalam dasar. Tidak ada dalam RUU HIP. Yang melarang organisasi Komunisme Leninisme Marxisme. Kan gitu. Nah inilah upaya menghapus TAP MPR tidak bisa, diganti dengan RUU. RUU HIP kan satu indikasi yang saya sinyalir bahwa itu kebangkitan Neo PKI, Neo Komunis,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: