Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penulis China Anti-Uighur Tetap di Hati Netflix, Serialnya Dilanjutkan

        Penulis China Anti-Uighur Tetap di Hati Netflix, Serialnya Dilanjutkan Kredit Foto: Unsplash/Samet Ozer
        Warta Ekonomi, California -

        Layanan streaming film Netflix menanggapi kekhawatiran para senator AS atas rencana perusahaan untuk mengadaptasi trilogi fiksi ilmiah karya penulis China Liu Cixin. Netflix mengatakan pihaknya tidak setuju dengan pandangan Liu ihwal perlakuan pemerintah China terhadap Muslim Uighur.

        Namun demikian menurut Netflix, pandangan Liu termasuk pandangan pribadi dan tidak terkait dengan buku yang akan diadaptasi menjadi serial TV berbahasa Inggris oleh Netflix.  

        Baca Juga: Netflix Raup Cuan di tengah Pandemi

        "Mr Liu adalah penulis buku, bukan kreator serial nanti. Kami tidak setuju dengan komentarnya tersebut, yang sama sekali tidak terkait dengan bukunya atau acara Netflix ini,” kata Wakil Presiden Kebijakan Publik Global Netflix Dean Garfield dalam sebuah surat kepada para senator seperti dikutip dari Reuters, Minggu  (27/9/2020).

        Sebelumnya, lima senator dari partai Republik Amerika Serikat (AS) mendesak Netflix untuk mempertimbangkan kembali rencana mengadaptasi trilogi buku fiksi ilmiah China menjadi serial TV. Alasannya, penulis buku dinilai telah membela perlakuan China atas Muslim Uighur.

        "The Three-Body Problem" dan dua sekuelnya ditulis oleh Liu Cixin. Netflix mengumumkan pada awal bulan ini bahwa mereka akan mengadaptasi buku-buku tersebut menjadi serial TV live action berbahasa Inggris. Proyek tersebut dipimpin oleh dua kreator unggulan HBO D.B Weiss dan David Benioff, yang sebelumnya menggarap "Game of Thrones". Adapun Liu bertindak sebagai produser konsultan pada proyek tersebut.

        Dalam sebuah surat kepada Netflix, para senator menunjukkan komentar Liu ihwal tindakan keras China terhadap etnis Uighur dan Muslim lainnya di wilayah Xinjiang, ketika diwawancara oleh majalah New Yorker pada 2019.

        “Jika ada, pemerintah sedang membantu perekonomian mereka dan mencoba mengangkat mereka keluar dari kemiskinan. Jika Anda ingin negara tidak tegas kepada mereka, konsekuensinya akan menakutkan," demikian kata Liu dalam wawancaranya kala itu.

        Amerika Serikat dan kelompok hak asasi manusia mengkritik perlakuan China terhadap Uighur. Kementerian luar negeri China telah berulang kali membantah keberadaan kamp interniran di Xinjiang. Pemerintah China menyebut fasilitas tersebut sebagai lembaga kejuruan dan pendidikan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: