Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kesadaran Keamanan Siber Perlu Dibangun Semua Stakeholder

        Kesadaran Keamanan Siber Perlu Dibangun Semua Stakeholder Kredit Foto: Kaspersky
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keamanan data pribadi menjadi hal yang penting di era sekarang. Kesadaran tentang keamanan siber termasuk data pribadi menjadi sorotan yang tak lepas dari hidup saat ini.

        Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia perlu memiliki kesadaran tentang keamanan data pribadi. Pakar keamanan Kaspersky, Yeo Siang Tiong, menyebut Indonesia perlahan mulai tumbuh seiring dengan makin pentingnya untuk terhubung dengan internet.

        Baca Juga: Banyak Dipilih karena Aman, Awas OS Linux Kini Jadi Incaran Penjahat Siber

        "Untuk Indonesia karena mereka makin konsumtif dalam hal tetap terkoneksi di masa pandemi ini, kesadaran keamanan masyarakatnya juga kian lama kian tumbuh. Masyarakatnya sedikit demi sedikit mulai menyadari, walaupun tetap masih dibutuhkan peningkatan untuk itu," kata Siang Tiong dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/10/2020).

        Meski sudah menjadi kepentingan yang tidak dapat dihindarkan, Indonesia masih belum memiliki aturan yang secara khusus mengatur tentang keamanan data pribadi. Siang Tiong menambahkan, masalah keamanan siber menjadi masalah yang tidak hanya dihadapi oleh Indonesia saja.

        "Seluruh negara sekarang menghadapi tantangan siber di masa pandemi, tidak terkecuali di Indonesia apalagi populasinya luar bisa ditambah populasi anak mudanya juga demikian besar. Semua stakeholder harus saling berkolaborasi dengan baik demi mewujudkan kesadaran keamanan itu," ujarnya.

        Stakeholder yang bertanggung jawab terhadap keamanan siber terdiri dari perusahaan keamaman siber, institusi pendidikan, media, hingga pemerintah. Kolaborasi di antaranya harus baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan siber.

        "Berikan oportuniti lebih besar terhadap keamanan siber, edukasi cybersecurity di sektor pendidikan, sehingga publikasi di media juga makin menonjol untuk keamanan siber. Dengan begitu, pemerintah selanjutnya dapat memainkan perannya," kata Vitaly Kamluk Director of Global Research & Analysis Teams Kaspersky Asia Pasifik.

        Serangan siber yang menyasar ke Indonesia bervariasi mulai dari pencurian data individu hingga serangan ke bisnis kecil hingga korporasi. Laporan Kaspersky sebelumnya menyebut bahwa Indonesia menjadi negara dengan jumlah serangan cryptojacking terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah terbanyak se-Asia Tenggara di periode 2019-2020.

        Serangan terhadap korporasi yang berakibat pada bocornya data individu juga pernah terjadi beberapa kali di Indonesia. Platform waralaba daring Bukalapak mengalami kebocoran data sebanyak 13 juta penggunanya. Kemudian, platform waralaba Tokopedia juga mengalami kebocoran data sebanyak 91 juta penggunanya dan lebih dari tujuh juta merchantnya.

        Hingga kini, pemerintah belum juga merampungkan rancangan undang-undang perlindungan data pribadi di mana akhirnya Indonesia memiliki aturan khusus yang mengatur tentang hal tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: