Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pakar Beberkan Alasan Israel Ikut Campur Perang Armenia Vs Azebaijan

        Pakar Beberkan Alasan Israel Ikut Campur Perang Armenia Vs Azebaijan Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
        Warta Ekonomi, Tel Aviv -

        Armenia dan rezim Israel menjalin hubungan diplomatik pada 1992. Tetapi pembukaan kedutaan ditunda selama bertahun-tahun, sampai bulan lalu Armenia secara resmi membuka kedutaan besarnya di Tel Aviv. 

        Direktur Jenderal Urusan Eurasia Kementerian Luar Negeri Israel, Itzhak Carmel Kagan, pada bulan lalu mengumumkan pembukaan kedutaan Armenia di Tel Aviv saat kedua belah pihak akan memperluas hubungan mereka. 

        Baca Juga: Terkuak, Ini Kekuatan Sesungguhnya Azerbaijan yang Bisa Lenyapkan Armenia dalam Hitungan Hari

        Pernyataan ini kemudian disusul Duta Besar Armenia, Armen Sabatian, yang menyampaikan penjelasan mengapa negaranya belum membuka kedutaan di wilayah pendudukan sebelumnya. Dia mengakui bahwa ada masalah di masa lalu.

        "Tetapi sekarang melalui pembicaraan konstruktif, kesempatan telah diciptakan untuk menyelesaikan masalah ini," kata dia sebagaimana dilansir di laman ABNA 24, Selasa (6/10/2020).

        Sejak saat kedutaan dibuka, spekulasi mulai mengalir bahwa Yerevan dan Tel Aviv akan bergerak untuk memperdalam hubungan bilateral. Namun, spekulasi ini terbukti salah.

        Tepatnya, 10 hari setelah duta besar Armenia mulai bekerja di Tel Aviv, Yerevan memanggil dubesnya untuk bicara soal penjualan senjata Israel ke Azerbaijan di tengah bentrokan antara kedua tetangganya. Bantuan militer Israel ke Azerbaijan memicu ketegangan antara Armenia dan rezim Israel.

        Mengingat duta besar dari Tel Aviv datang di tengah perang yang sedang berlangsung antara Armenia dan Azerbaijan di Karabakh, wilayah sengketa yang memisahkan kedua negara. Yerevan menuduh Tel Aviv menaksir pasukan Azerbaijan dengan senjata.

        Terlepas dari kebenaran klaim tentang dukungan Israel kepada Azerbaijan dalam perang yang sedang berlangsung, yang harus diperhatikan adalah bahwa Israel tidak akan pernah bisa menjadi sekutu yang dapat dipercaya untuk Armenia. Perkembangan terakhir di wilayah Karabakh menjelaskan hal ini kepada para pejabat Armenia.

        Dengan kata lain, Israel telah menunjukkan bahwa mereka tertarik untuk campur tangan dalam perkembangan Kaukasus tetapi intervensi mereka tidak pernah berpihak pada Armenia.

        Lantas Mengapa orang Israel mencari intervensi di Kaukasus? Tentu ada berbagai alasan yang mendorong minat Israel untuk ikut campur dalam ketegangan dan bentrokan Kaukasus dan Karabakh baru-baru ini.

        Sejak bentrokan baru antara Armenia dan Azerbaijan pada 26 September, media Israel dan pakar politik serta militer menegaskan bahwa urusan Asia Tengah tetap sangat penting bagi Israel bahkan setelah perjanjian normalisasi bulan lalu antara rezim Israel dan Uni Emirat Arab dan kemudian Bahrain.

        Para ahli berpendapat bahwa alasan di balik pentingnya krisis dalam hubungan Azerbaijan-Armenia bagi rezim Israel adalah keluarnya peran Amerika Serikat di wilayah tersebut di mana Tel Aviv memiliki kepentingan atau perkembangan yang terjadi di sana berpengaruh terhadap Tel Aviv.

        Israel pun berusaha melawan peran aktif yang dimainkan Turki di Kaukasus. Tujuan ini memotivasi mereka untuk ikut campur dalam krisis Karabakh untuk menciptakan tumpuan bagi Tel Aviv di sana.

        Menurut media Israel, meski jaraknya relatif jauh dari Kaukasus Selatan, Tel Aviv mengatur peran dan kinerjanya di wilayah ini sehubungan dengan pendekatan yang diadopsi oleh aktor lain.

        Selain itu, pembagian perbatasan panjang Iran dengan Kaukasus, terutama Azerbaijan dan Armenia, adalah pendorong penting lain di balik kepentingan Israel untuk intervensi krisis Karabakh baru.

        Rachel Avraham, seorang analis senior di Safadi Center for International Diplomacy and Public Relations, pada Juni dalam sebuah artikel yang diterbitkan surat kabar Israel Hayom menulis bahwa Tel Aviv harus mencermati perkembangan di Kaukasus karena beberapa negara di sana, tampaknya Azerbaijan, dapat berfungsi sebagai mata dan telinga Israel di Iran.

        Sebelumnya, para pejabat Israel beberapa kali menyampaikan ketidaksukaannya terhadap hubungan persahabatan Iran-Armenia. Banyak pendukung intervensi Israel di wilayah itu berpendapat bahwa Yerevan bekerja sama erat dengan Iran yang merupakan musuh paling kuat bagi rezim Israel.

        Ada teori yang menyatakan bahwa Israel memiliki ambisi ekspansionis jangka panjang dalam bentuk mendirikan pemukiman turis dan resor di beberapa negara Asia Tengah. Teori ini patut mendapat perhatian terkait beberapa kampanye iklan pariwisata di media Israel.

        Beberapa perusahaan Israel dilaporkan telah melakukan pembelian tanah yang luas di negara-negara ini dan telah membangun distrik pemukiman dan resor pribadi, yang memicu ketakutan tentang skenario Israel tentang Palestinisasi di Asia Tengah.

        Masalah ini menarik lebih banyak perhatian karena dalam beberapa tahun terakhir, orang Israel di Afrika telah menandai wilayah di Sudan untuk rencana penyitaan jangka panjang.

        Skema ini mendukung teori bahwa permukiman bergaya Palestina selanjutnya dapat didirikan di Kaukasus dan Afrika dan plot ini adalah salah satu kekuatan pendorong utama di balik intervensi Israel di Kaukasus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: