Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pedih! Warga Suriah Positif Covid-19 Justru Lebih Pilih Mati

        Pedih! Warga Suriah Positif Covid-19 Justru Lebih Pilih Mati Kredit Foto: Antara/REUTERS/Yamam Al Shaar
        Warta Ekonomi, Damaskus -

        Mayoritas warga Suriah yang terinfeksi Covid-19 memilih tidak melaporkan kasusnya dan memilih mati ketimbang harus menjalani perawatan di rumah sakit. Informasi tersebut dikutip dari Aljazeera.

        Diketahui, selain pandemi virus corona, Suriah juga dilanda konflik selama hampir satu dekade, hingga kini negara itu belum sepenuhya pulih dari kehancuran.

        Baca Juga: Sedih! Ayah Kandung Steve Jobs, Imigran Suriah yang Tak Pernah Bertemu Anaknya

        Perang menyebabkan fasilitas publik termasuk rumah sakit banyak yang hancur dan belum diperbaiki karena tidak ada bantuan.

        Belum lagi banyak tenaga medis yang terpaksa melarikan diri dari Suriah guna menghindari peperangan yang membahayakan nyawa mereka.

        Akumulasi permasalahan itulah yang kini muncul saat pemerintah Suriah tengah berjuang mengendalikan penyebaran Covid-19. Berdasarkan data worldometer, terdapat 4.411 kasus infeksi dan 207 kasus kematian akibat virus itu di Suriah.

        Namun, angka-angka tersebut diyakini bisa lebih besar di lapangan. Sebab, banyak pasien yang terinfeksi enggan melaporkan gejala terkait Covid-19.

        Buruknya fasilitas medis dan karantina, serta desakan mencari nafkah mendorong orang yang terinfeksi merahasiakan kondisi mereka ketimbang harus menjalankan prosedur medis di lokasi yang sama sekali tidak layak serta terancam kehilangan penghasilan.

        "Orang lebih suka mati daripada datang ke rumah sakit," kata Moustafa, seorang dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di Damaskus dikutip dari Aljazeera, Selasa (6/10/2020).

        Moustafa mengaku sering dimintai nasihat medis dari orang-orang. Sayangnya dia tidak bisa menemui mereka secara langsung karena mahalnya harga masker medis.

        Di Suriah, masker medis yang harus diganti setiap harinya dijual paling murah 10 dolar AS (Rp147.000), sedangkan gaji seorang dokter di Suriah 188 dolar AS (Rp2,7 juta) per bulan.

        "Ini terlalu mahal buat saya.""Bisa Anda bayangkan? Seorang dokter yang tidak mampu membeli masker yang bagus?," ujarnya.

        Di tengah kondisi serba pelik tersebut, banyak dokter yang menawarkan konsultasi medis secara online di laman Facebook. Selain itu, banyak juga bermunculan bisnis yang menyewakan tangki oksigen kepada pasien untuk digunakan di rumah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: