Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak para pelaku usaha kreatif kuliner untuk tetap inovatif mengembangkan produknya agar berkembang dan naik kelas. Hal itu disampaikan Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Utomo, dalam pembukaan FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX di Bali pada Selasa (13/10/2020).
Fadjar mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor kuliner merupakan penyumbang PDB terbesar dari ekonomi kreatif dengan sekitar 41,6% disumbangkan sektor kuliner lalu diikuti fashion dan kriya.
Baca Juga: Wishnutama Pertemukan 100 Pengusaha Kuliner dengan Investor
"Tapi ketika bicara ekspor, sektor fashion masih terbesar. Ini tugas kita semua yang hadir untuk menduniakan rasa Indonesia. Beberapa tahun lalu kita heboh pandan cake yang diklaim kuliner nasional Singapura. Namun faktanya, lewat usaha kuliner toko kue itulah pandan cake mendunia. Ini tantangan pada FSI Indonesia untuk menduniakan rasa Indonesia," kata Fadjar dalam sambutannya.
Sementara itu, laju pertumbuhan sektor kuliner di 2016 mencapai 7,45% dan menyerap 7,9 juta tenaga kerja. Di sisi lain, pertumbuhan ekspor sektor kuliner di 2016 sebesar 6,92% atau menjadi US$1.260 juta dari sebelumnya US$1.179 juta.
Sebagai subsektor unggulan, lanjut dia, produk kuliner merupakan salah satu sektor ekonomi kreatif yang harus diperhatikan. Kemenparekraf memiliki mandat untuk mengangkat produk kuliner kreatif Indonesia ke tataran yang lebih tinggi.
"Kita harus melakukan intervensi di berbagai komponen di bisnis kuliner. Mulai dari akses permodalannya, hak kekayaan intelektualnya, pemasarannya, hingga logistiknya. Untuk itulah, FoodStartup Indonesia akan membantu pelaku ekonomi kreatif untuk terhubung dengan ekosistem yang tepat dalam industri kuliner," tegasnya.
Dengan demikian, ia berharap dapat terjadi akselerasi bisnis yang signifikan dan berdampak langsung pada ekonomi lokal. Fadjar mengatakan dengan terbentuk ekosistem ekonomi kreatif dari hulu hingga hilir mulai dari kemudahan mendapatkan akses permodalan hingga kemudahan dalam mempromosikan serta memasarkan produk kreatifnya, para pelaku kuliner akan memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk mengembangkan bisnisnya dari segi kualitas dan kuantitas.
"Pada akhirnya akan dapat makin meningkatkan kontribusi pada PDB ekonomi kreatif Indonesia," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: