Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas, iPhone 12 Rilis, Para Penipu Siber Mengintai

        Awas, iPhone 12 Rilis, Para Penipu Siber Mengintai Kredit Foto: GSM Arena
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pada 13 Oktober waktu Pasifik, Apple menggelar acara yang sekaligus menjadi momentum untuk pengenalan jajaran iPhone 12 terbaru. Seperti euforia dari tahun ke tahun, tidak hanya pengguna Apple yang tertarik dengan acara ini, tetapi sayangnya begitu pula para scammers.

        Pakar keamanan Kaspersky Tatyana Sidorina mengimbau pengguna Apple untuk lebih berhati-hati. Selama sembilan bulan pertama 2020, Kaspersky telah melihat scammer secara konsisten memiliki ketertarikan pada akun dan para pengguna Apple. 

        Seperti, setiap bulannya, para peneliti perusahaan telah menemukan sekitar 100 domain mencurigakan di seluruh dunia yang menyebutkan "Apple" sebagai sebuah perusahaan.

        Baca Juga: iPhone 12 Pro dan iPhone 12 Pro Max: Spesifikasi, Harga, dan Ketersediaan

        "Peningkatan minat scammer pada layanan Apple menunjukkan bahwa mereka akan dengan senang hati mendapatkan keuntungan dari apa pun yang menarik perhatian pengguna. Peluncuran iPhone terbaru mungkin merupakan peluang sempurna bagi para scammers ini untuk menyebarkan fitur berbahaya," kata Tatyana.

        Sebagian besar situs web ini mengharuskan pengguna memasukkan ID Apple dan kata sandi mereka. Jumlah sumber daya tersebut meningkat pesat di September, dan mencapai 1.950 domain pada akhir bulan.

        Setelah menganalisis sejumlah nama sumber daya tersebut, para ahli Kaspersky mendapati beberapa di antaranya menawarkan untuk menemukan ponsel yang hilang, sementara lainnya menawarkan bantuan pemulihan akses ke akun pengguna.

        Terdapat juga situs phishing yang meniru layanan Apple's Support. Kemungkinan besar sumber daya ini dibuat dengan tujuan mencuri akun pengguna. Namun, upaya tersebut tidak bekerja dengan baik dan hanya berupa perangkat lunak 'rintisan'. Para scammer cenderung menyukai penggunaan halaman tersebut sebagai tindakan pencegahan sehingga apabila satu sumber daya diblokir, mereka dapat mengaktifkan yang lain.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: