Perhatian perusahaan swasta tidak hanya tertuju pada petani plasma yang menjadi mitranya saja, tetapi juga melibatkan petani swadaya yang berlokasi di sekitar perusahaan yang bersangkutan. Tiga perusahaan terkemuka dalam industri kelapa sawit, yakni Kao Corporation, Apical Group, dan Asian Agri meluncurkan inisiatif baru di bidang keberlanjutan untuk membantu petani swadaya kelapa sawit di Indonesia dalam meningkatkan produktivitas, memperoleh sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi dari penjualan minyak sawit yang bersertifikat.
Inisiatif program yang disebut dengan Smallholder Inclusion for Better Livelihood and Empowerment (SMILE) ini merupakan kolaborasi antara Kao corporation sebagai produsen hilir, Apical Group sebagai midstream processor, eksportir, dan trader, serta Asian Agri sebagai produsen hulu.
Baca Juga: Keren, Sih… Kandungan Gizi Minyak Sawit Mirip ASI
Program yang akan berlangsung selama 11 tahun ini dibentuk setelah melihat adanya kendala yang dialami petani swadaya sebagai pengusaha swasta dalam meningkatkan produktivitas kebun mereka akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan teknis. Padahal, petani swadaya berkontribusi lebih dari 28 persen terhadap keseluruhan pasar minyak sawit di Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, SMILE akan mengerahkan tim profesional di bidang manajemen perkebunan dan agronomi untuk bekerja dengan 5.000 petani swadaya yang mengelola 18.000 hektare perkebunan di Provinsi Sumatera Utara, Riau, dan Jambi. Melalui berbagai seminar dan lokakarya yang dirancang khusus, tim SMILE akan (1) Mengedukasi petani tentang cara meningkatkan produktivitas, mengelola perkebunan secara berkelanjutan, dan pentingnya untuk tetap berkomitmen pada praktik-praktik berkelanjutan seperti nol-deforestasi, kebijakan tanpa bakar, dan nol-eksploitasi; (2) Memberikan bantuan untuk sertifikasi RSPO; (3) Memberikan pelatihan tentang cara menerapkan langkah-langkah keamanan di perkebunan dan peralatan keamanan (termasuk helm pengaman, sarung tangan, dan alat pemadam kebakaran).
Peningkatan dan penyediaan peralatan ini akan dilaksanakan dari tahun 2020 hingga 2030 dengan tujuan membantu petani swadaya memperoleh sertifikasi RSPO di tahun 2030. Setelah disertifikasi, petani akan memenuhi syarat untuk menerima premi minyak sawit bersertifikat dengan rata-rata 5 persen lebih tinggi dibandingkan minyak sawit yang tidak bersertifikat.
Sebagai bagian dari persyaratan RSPO dan komitmen perusahaan dalam membantu masyarakat mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs), SMILE juga mengikutsertakan inisiatif yang mempromosikan inklusivitas dan peningkatan mata pencaharian melalui pemberdayaan masyarakat.
Selama pelaksanaan SMILE, ketiga perusahaan akan secara rutin melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti LSM, NPOs, dan tokoh masyarakat untuk memastikan pelatihan yang kompeten, alokasi peralatan yang memadai, dan penyaluran kebutuhan yang tepat waktu di tingkat perkebunan dan masyarakat, serta optimalisasi kolaborasi dalam membangun rantai pasok yang berkelanjutan dan dapat dilacak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: