Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nasib Bank Pembangunan Daerah: BJB Kinclong Parah, Bank Banten Berdarah-Darah

        Nasib Bank Pembangunan Daerah: BJB Kinclong Parah, Bank Banten Berdarah-Darah Kredit Foto: Medium
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Pembangunan Daerah (BPD) merupakan bank umum yang secara kepemilikan mayoritas dipegang oleh pemerintah provinsi. Sebagaimana dengan pengertian tersebut, BPD menjadi mitra pemerintah provinsi dalam memberikan layanan jasa keuangan dan perbankan guna mendukung program kerja pemerintah daerah. 

        Baca Juga: Tekornya Gak Ada Obat! Rupiah Nyungsep di Asia, Nyungsep Pula di Dunia!

        Baca Juga: Nasib Bank Milik Konglomerat RI: Dari Hartono, Hary Tanoe, hingga Chairul Tanjung

        Tak sepenuhnya dikuasai pemerindah daerah, saat ini ada tiga BPD yang sahamnya dimiliki oleh masyarakat dengan bergabung sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ketiga BPD tersebut adalah PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), dan PT BPD Banten Tbk (BEKS). 

        Mengingat ada pandemi sejak awal tahun 2020, kinerja keuangan emiten BPD terbilang variatif. Dari ketiganya, ada yang kinerja keuangan semester I cerah dan ada pula yang justru berdarah-darah. Seperti apa selengkapnya, simak di sini.

        1. Bank BJB

        Pandemi Covid-19 tak menghalangi PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) untuk mencetak kinerja keuangan yang positif sepanjang semester I 2020. Pasalnya, emiten yang lebih dikenal dengan Bank BJB ini mengantongi laba bersih sebesar Rp807,48 miliar per Juni 2020. Capaian tersebut tumbuh 0,94% dari Juni 2019 yang hanya Rp799,99 miliar.

        Baca Juga: BJB Genjot Pertumbuhan Kredit di Segmen Komersial dan UMKM

        Keuntungan yang meningkat tersebut diperoleh seiring dengan lonjakan pendapatan bung dan syariah bersih sebesar 3,70% dari Rp2,97 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp3,08 triliun pada semester I 2020. Sektor kredit menjadi salah satu faktor yang mendongkrak kinerja pendapatan dan laba perusahaan sepanjang enam bulan pertama tahun ini. 

        Bank BJB mencatat, penyaluran kredit bertumbuh 9,8% menjadi Rp85,8 triliun pada semester I 2020. Kenaikan tersebut jauh melampaui rata-rata kredit perbankan nasional yang berada di angka 5,82%. KInerja BJB semakin positif ketika mampu menekan rasio kredit macet (NPL) sedalam 14 poin secara year to year menjadi 1,6% per Juni 2020. Pada saat yang bersamaan, total aset Bank BJB mengalami peningkatan 3,8% menjadi Rp125,3 triliun hingga Juni 2020 lalu.

        Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengungkapkan bahwa Bank BJB senantiasi menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan bisnis. Selain itu, ia mengatakan bahwa Bank BJB juga telah berhasil merespons cepat dan beradaptasi dengan kondisi bisnis di tengah pandemi Covid-19.

        "Kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, kreasi inovasi tiada henti, serta jalinan sinergi yang semakin kuat dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan Bank BJB dalam menghadapi cakrawala dunia usaha yang terus berubah seiring kehadiran tantangan dan pergerakan zaman," pungkas Yuddy secara tertulis beberapa waktu lalu.

        2. Bank Jatim

        Kinerja PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM) atau dikenal juga dengan Bank Jatim di tengah pandemi Covid-19 tidak sepositif Bank BJB. Sepanjang semester I 2020, laba bersih Bank Jatim terkoreksi 5,63% menjadi Rp770,15 miliar. Padahal, pada tahun sebelumnya Bank Jatim mengantongi laba bersih sebesar Rp816,17 miliar.

        Meskipun demikian, dari segi pendapatan Bank Jatim mencetak kenaikan, yakni sebesar 2,03% dari Rp1,97 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp2,01 triliun pada semester I 2020. Capaian laba yang turun di saat pendapatan bertumbuh disebabkan oleh rugi penjabaran valuta asing sebesar Rp6,36 miliar pada Juni 2020, di mana tahun sebelumnya tercatat untuk Rp7,37 miliar.

        Bukan cuma itu, Bank Jatim juga harus menanggung beban nonoperasional sebesar Rp6,61 miliar. Padahal, pada semester I 2019 lalu Bank Jatim mengantongi pendapatan nonoperasional sebesar Rp8,43 miliar. 

        Terlepas dari itu, Bank Jatim mampu mendongkrak penyaluran kredit menjadi Rp39,18 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Dua kontributor terbesar atas penyaluran kredit tersebut meliputi sektor korporasi sebesar Rp9,38 triliun dan kredit UMKM sebesar Rp6,33 triliun.

        "Bank Jatim bersyukur masih mampu memberikan kinerja yang positif khususnya untuk mendorong perekonomian Jawa Timur," jelas Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, secara virtual pada beberapa waktu lalu.

        3. Bank Banten

        Rapor merah diterima PT BPD Banten Tbk (BEKS) pada semester I 2020 ini. Pasalnya, rugi yang ditanggung Bank Banten membengkak hingga 79,20% secara tahunan. Jika pada Juni 2019 Bank Banten merugi sebesar Rp55,79 miliar, angkanya melonjak drastis menjadi Rp99,98 miliar pada Juni 2020.

        Merujuk pada laporan publikasi perusahaan, sepanjang semester I 2020, Bank Banten membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp30,99 miliar. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari capaian pendapatan semester I 2019 yang hanya Rp2,07 miliar. Namun, jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu, pendapatan Bank Banten pada paruh pertama tahun ini merosot 59,57% yang tercatat sebesar Rp553,87 miliar.

        Direktur Bank Banten, Kemal Idris, mengungkapkan bahwa kinerja keuangan perusahaan sepanjang enam bulan pertama tahun ini terbatas karena modal yang minim. Itulah yang kemudian membuat pendapatan bunga Bank Banten mengalami penurunan setiap tahunnya.

        "Pendapatan bunga bersih kami masih positif, namun memang sulit ditingkatkan karena ekspansi kami terbatas oleh kondisi modal saat ini. Makanya, sangat berpengaruh terhadap pendapatan bunga tiap tahun yang menurun," pungkas Kemal, dilansir dari Kontan.

        Perlu diketahui, sampai dengan Juni 2020, Bank Banten mengantongi modal senilai Rp69,52 miliar. Nilai tersebut menurun signifikan hingga 60,04% jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang masih tercatat sebesar Rp173,99 miliar. Per Juni 2020, Bank Banten tercatat menyalurkan kredit senilai Rp3,84 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: