Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Atas Komando PM, Rakyat Armenia Harus Angkat Senjata Lawan Azerbaijan

        Atas Komando PM, Rakyat Armenia Harus Angkat Senjata Lawan Azerbaijan Kredit Foto: AP Photo/UNTV
        Warta Ekonomi, Yerevan -

        Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan menyeru warganya berjuang di garis depan di Nagorno-Karabakh atau Karabakh Atas.

        Wilayah konflik itu diduduki oleh Armenia tapi dunia internasional mengakuinya sebagai bagian dari Azerbaijan. Kini kedua negara bertempur sengit memperebutkan wilayah itu.

        Baca Juga: Armenia Benarkan Angkatan Perangnya Habisi Nyawa 6.309 Tentara Azerbaijan

        “Tak ada Armenia tanpa Artsakh (Karabakh Atas) dan juga, melindungi hak rakyat Artsakh berarti melindungi hak rakyat Armenia,” papar Nikol Pashinyan di Twitter dalam bahasa Inggris.

        Dia menambahkan, "Dan hari ini, ini berarti mengangkat senjata dan memperjuangkan hak-hak ini."

        Pashinyan juga mengatakan di Facebook bahwa masalah Nagorno-Karabakh tidak dapat diselesaikan secara diplomatis.

        “Semua warga Armenia harus berjuang dengan senjata di tangan mereka sampai solusi diplomatik tercapai,” katanya.

        Sejak bentrok baru meletus pada 27 September, Armenia terus menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.

        Selama 10 hari terakhir, Armenia melanggar dua gencatan senjata kemanusiaan di Karabakh Atas. Gencatan senjata kemanusiaan baru mulai berlaku Sabtu lalu, tetapi orang-orang Armenia telah melanggarnya beberapa kali.

        Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas.

        Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua dari Sidang Umum PBB, serta organisasi internasional, menuntut penarikan segera lengkap dan tanpa syarat dari pasukan pendudukan dari wilayah Azerbaijan yang diduduki. 

        Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) Minsk Group yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS, dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, disetujui pada 1994. 

        Kekuatan dunia, termasuk Rusia, Prancis, dan AS, telah menyerukan gencatan senjata baru. Turki mendukung hak Azerbaijan untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: