Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aliansi Keamanan yang Dipimpin Rusia Dibela Kremlin Usai Kritik Armenia

Aliansi Keamanan yang Dipimpin Rusia Dibela Kremlin Usai Kritik Armenia Kredit Foto: Reuters/Evgenia Novozhenina
Warta Ekonomi, Moskow -

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Minggu (27/11/2022) mengatakan upaya untuk membubarkan aliansi keamanan yang dipimpin Rusia selalu ada dan akan terus dilakukan, tetapi menegaskan bahwa aliansi tersebut tetap dalam permintaan tinggi menyusul kritik minggu ini dari Armenia.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mempertanyakan keefektifan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) enam negara pada pertemuan puncak minggu ini.

Baca Juga: Barat Jangan Ragu untuk Setop Permainkan Harga Minyak Rusia atau Terima Konsekuensi Serius Putin

Armenia meminta bantuan dari organisasi tersebut pada bulan September, tetapi hanya menerima janji untuk mengirimkan pengamat.

Pashinyan membandingkannya dengan keputusan cepat aliansi pada Januari untuk mengirim pasukan ke anggota CSTO Kazakhstan untuk membantu Presiden Kassym-Jomart Tokayev selamat dari gelombang kerusuhan.

"Selalu ada upaya untuk (menyebabkan) disintegrasi CSTO," kata kantor berita mengutip Peskov dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi pemerintah.

"Tapi setidaknya sekarang kita melihat bahwa, terlepas dari semua kesulitan, terlepas dari kemungkinan kontradiksi bahkan antar negara anggota, struktur ini tetap diminati," katanya.

"Dan itu sepenuhnya menunjukkan relevansi dan keefektifannya, yang berarti penyelesaian situasi di Kazakhstan," imbuhnya.

Tokayev dari Kazakhstan, yang secara terbuka menentang sekutu utama Rusia atas tindakannya di Ukraina, memenangkan pemilihan ulang bulan ini dan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kota Orenburg, Rusia, Senin (28/11/2022).

Rusia, pemain dominan di CSTO, berisiko kehilangan pengaruh di beberapa bagian bekas Uni Soviet yang telah lama dianggap sebagai wilayah pengaruhnya, karena konflik di Ukraina memasuki bulan ke-10.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: