Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kedatangan Suga dan Sambutan Hangat Jokowi Bikin China Meriang!

        Kedatangan Suga dan Sambutan Hangat Jokowi Bikin China Meriang! Kredit Foto: Antara/HO/Setpres-Muchlis Jr
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihide Suga, di Indonesia berakhir kemarin. Tak melulu soal kerja sama, penutupan kunjungannya memberi kesan upaya akrabnya hubungan kedua negara. Dia juga memberikan penghormatan terhadap para pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

        Pengganti PM Shinzo Abe ini bahkan tak lupa menemui Asosiasi Alumni Jepang di Indonesia (PERSADA). Karena asosiasi ini dia nilai berjasa meningkatkan hubungan antar masyarakat kedua negara.

        Baca Juga: Kedatangan PM Yosihide Suga Disambut Langsung Jokowi

        Selain itu, Suga juga menemui media asal Jepang dan Indonesia pada sesi jumpa pers terbatas. Termasuk, menemui asosiasi pengusaha Jepang di Indonesia.

        Selain soal pandemi Covid-19 dan ekonomi, kerja sama di bidang keamanan juga mengemuka dalam pertemuan Suga dengan Presiden Joko Widodo.

        Dalam pertemuan Selasa (20/10/2020) lalu, salah satu kesepakatan yang diraih adalah mempercepat pembahasan ekspor senjata dan teknologi militer dari Jepang ke Indonesia.

        “Sehubungan isu-isu regional, termasuk Korea Utara dan Laut China Selatan, kami sepakat, Jepang dan Indonesia akan bekerja sama secara erat,” kata PM Suga, dalam konferensi pers ber- sama Jokowi seusai pertemuan.

        “Saya mendukung penuh ASEAN dalam Indo-Pacific, yang digagas Indonesia, karena memi- liki banyak kesamaan mendasar dengan Indo-Pasifik Jepang yang bebas dan terbuka,” ujarnya.

        Sejumlah pengamat mengatakan, kunjungan PM Suga ke Vietnam dan Indonesia ini mencerminkan tanggapan atas dominasi China di Laut China Selatan (LCS). Yakni dengan mendukung upaya Asia Tenggara dalam mencapai perdamaian di kawasan, sambil mempro- mosikan konsep Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka (FOIP).

        “Jika ASEAN dan Jepang meningkatkan konektivitas, ini akan membawa kemakmuran dan fondasi Indo Pasifik yang baik,” tegas Suga.

        Menanggapi pernyataan ini, Jokowi menyambutnya dengan menyampaikan harapan, agar Laut China Selatan dapat terus menjadi laut yang damai dan stabil. Namun, sebagai pihak yang berkepentingan di LCS, China menganggap kunjungan Suga ke Indonesia, dan sebelumnya ke Vietnam menandakan bahwa Jepang secara aktif mulai membantu dan memastikan strategi Indo-Pasifik untuk menahan pengaruh China di kawasan Asia Tenggara.

        Kunjungan Suga ke Vietnam dan Indonesia juga bikin China panas dingin alias meriang. Media milik Partai Komunis China, The Global Times memberitakan, pengamat Negeri Panda itu mengkhawatirkan jika kesepakatan yang dibuat Jepang di Asia Tenggara justru akan mengancam stabilitas perdamaian di kawasan.

        “Kesepakatan militer malah akan meningkatkan kesulitan untuk mencapai konsensus multilateral atas sengketa Laut Chi- na Selatan,” kata Da Zhigang, Direktur dan Peneliti dari Institute of Northeast Asian Stu- dies di Heilongjiang Provincial Academy of Social Sciences.

        Dia berpendapat, Jepang boleh saja meningkatkan hubungannya dengan negara-negara Asia Tenggara melalui etika diplomatik, tetapi Jepang tidak dapat menggantikan posisi China di ASEAN. Apalagi dalam konteks pandemi Covid-19 dan kondisi ekonomi di kawasan tersebut.

        Salah satu Penasihat Khusus kabinet PM Suga, Kuni Miyake, dari Canon Institute for Global Studies, sebelumnya pernah menulis opini di media Jepang, bahwa perdana menterinya jauh lebih fasih berbicara soal China tanpa harus menyebutkan nama nega- ranya, dibandingkan pemerintahan Shinzo Abe sebelumnya.

        Sawer Pinjaman Rp 6,9 T

        Dalam lawatan ini, Jepang juga menawarkan bantuan pinjaman sebesar 50 miliar yen (sekitar Rp 6,9 triliun) kepada Indonesia. Dana itu untuk dipakai mendukung perjuangan melawan pandemi Covid-19.

        Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jepang, Yoshida Tomoyuki menjelaskan, pinjaman itu dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam menghadapi bencana.

        Termasuk, mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi Virus Corona. Dana ini, ujarnya, untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia.

        “Seperti tsunami, untuk menyiapkan program-program penanggulangan bencana, termasuk menghadapi pandemi,” terang Tomoyuki, saat press briefing virtual, kemarin.

        Tomoyuki mengatakan, pinjaman berbunga rendah tersebut merupakan tambahan dari pinjaman sebelumnya sebesar hampir 32 miliar yen, yang diberikan Jepang ke Indonesia pada Februari tahun ini. “Indonesia merupakan mi- tra ekonomi yang penting bagi Jepang,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: