Deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa secara umum, biasanya disebabkan dengan kontraksi dalam suplai uang dan kredit dalam perekonomian. Selama deflasi, daya beli mata uang meningkat seiring waktu.
Deflasi menyebabkan biaya nominal modal, tenaga kerja, barang, dan jasa turun, meskipun harga relatifnya mungkin tidak berubah. Deflasi telah menjadi perhatian populer di kalangan ekonom selama beberapa dekade. Secara sepintas, deflasi menguntungkan konsumen karena mereka dapat membeli lebih banyak barang dan jasa dengan pendapatan nominal yang sama dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Apa Itu Debitur dan Kreditur?
Namun, tidak semua orang menang dari harga yang lebih rendah dan para ekonom sering mengkhawatirkan konsekuensi jatuhnya harga di berbagai sektor ekonomi, terutama dalam masalah keuangan.
Secara khusus, deflasi dapat merugikan peminjam, yang dapat terikat untuk membayar hutangnya dengan uang yang nilainya lebih dari uang yang mereka pinjam, serta pelaku pasar keuangan yang berinvestasi atau berspekulasi tentang prospek kenaikan harga.
Deflasi moneter hanya dapat disebabkan oleh penurunan jumlah uang beredar atau instrumen keuangan yang dapat ditukar dengan uang. Di zaman modern, jumlah uang beredar paling dipengaruhi oleh bank sentral, adapun di Indonesia adalah BI (Bank Indonesia).
Ketika penawaran uang dan kredit turun, tanpa penurunan output ekonomi yang sesuai, maka harga semua barang cenderung turun. Periode deflasi paling sering terjadi setelah periode ekspansi moneter artifisial yang lama.
Sebagaimana diketahui, awal tahun 1930-an adalah saat terakhir kali deflasi yang signifikan dialami di Amerika Serikat. Kontributor utama dari periode deflasi ini adalah penurunan jumlah uang beredar setelah kegagalan bank yang menghancurkan. Negara lain, seperti Jepang pada tahun 1990-an pernah mengalami deflasi di zaman modern ini.
Ekonom terkenal dunia, Milton Friedman, berpendapat bahwa di bawah kebijakan optimal, bank sentral mengupayakan tingkat deflasi yang sama dengan tingkat bunga riil obligasi pemerintah, tingkat nominal harus nol, dan tingkat harga harus terus turun pada tingkat riil.
Namun, penurunan harga dapat disebabkan oleh sejumlah faktor lain: penurunan permintaan agregat atau penurunan total permintaan barang dan jasa dan peningkatan produktivitas. Penurunan permintaan agregat biasanya menghasilkan harga yang lebih rendah.
Penyebab pergeseran ini antara lain berkurangnya pengeluaran pemerintah, kegagalan pasar saham, keinginan konsumen untuk menambah tabungan, dan pengetatan kebijakan moneter di mana suku bunga lebih tinggi.
Penurunan harga juga dapat terjadi secara alami ketika output ekonomi tumbuh lebih cepat daripada suplai uang dan kredit yang beredar. Hal ini terjadi terutama ketika teknologi meningkatkan produktivitas suatu perekonomian, dan sering kali terkonsentrasi pada barang dan industri yang mendapatkan keuntungan dari peningkatan teknologi.
Dalam beberapa dekade terakhir, peningkatan teknologi telah menghasilkan penurunan yang signifikan dalam biaya rata-rata per gigabyte data. Pada tahun 1980, biaya rata-rata satu gigabyte data adalah USD437.500, tetapi pada tahun 2010, biaya rata-rata adalah tiga sen. Penurunan ini menyebabkan harga produk manufaktur yang menggunakan teknologi ini juga turun secara signifikan.
Penyebab dan Akibat
Jika inflasi adalah hasil dari terlalu banyak uang yang mengejar tidak cukup barang dalam perekonomian, maka deflasi dapat dipahami sebagai peningkatan pasokan barang dan jasa yang dikejar oleh pasokan uang yang konstan atau tumbuh lebih lambat.
Terkadang beberapa ekonom mengungkapkan kekhawatirannya bahwa penurunan harga akan secara paradoks mengurangi konsumsi dengan mendorong konsumen untuk menahan atau menunda pembelian untuk membayar harga yang lebih rendah di masa depan.
Namun, ada sedikit bukti bahwa sebenarnya hal tersebut terjadi selama periode normal pertumbuhan ekonomi disertai dengan penurunan harga karena peningkatan produktivitas, teknologi, atau ketersediaan sumber daya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: