Perhotelan Perlahan Bangkit, OYO Tatap Cerah Masa Depan Industri Hospitality Indonesia
Jaringan OYO Hotels telah membukukan lebih dari 5,5 juta pemesanan dan membuka lebih dari 20 ribu lapangan pekerjaan di bidang hospitality.
Data internal OYO juga mencatat membaiknya performa hotel OYO di Indonesia secara perlahan, dengan tingkat okupansi per Agustus 2020 meningkat sebanyak 70% dari titik terendah di April 2020, meskipun peningkatan tersebut masih di angka 60% dari tingkat okupansi normal sebelum pandemi.
Selama kurang lebih dua tahun berkiprah di industri hospitality Indonesia, OYO mencapai lebih dari 3.000 properti dan 45.000 kamar yang tersebar di lebih dari 150 kota di penjuru Indonesia.
Baca Juga: Kelebihan Berat Bagasi? Anteraja & PT AP II Kasih Solusi, Harga Terjangkau
"Di tahun ke-3, kami akan terus menyempurnakan seluruh ekosistem kami sehingga dapat menghadirkan pelayanan lebih baik dan inovatif bagi para tamu, serta memberikan nilai tambah serta hasil yang terbaik bagi mitra pemilik aset dan karyawan kami," ungkap Agus Hartono Wijaya, Country Head OYO Indonesia, Kamis (29/10/2020).
Meski pandemi menekan industri hospitality secara signifikan, lanjut Agus, OYO dengan teknologinya mampu merespons dengan memperkuat operasional di skala lokal, serta memberikan pengalaman menginap lebih aman, seamless, dan contactless.
"Komitmen ini diwujudkan melalui beberapa inisiatif seperti Sanitized Stay; termasuk fitur check-in dan check-out tanpa sentuhan, serta integrasi e-wallet OVO dan Go-Pay di aplikasi OYO; yang memastikan penerapan protokol kesehatan dan keselamatan dalam operasional hotel secara komprehensif mulai dari proses check-in hingga check-out," papar Agus.
Sejak diluncurkan pada Juni lalu, saat ini sebanyak lebih dari 865 properti mitra OYO di Indonesia telah mengikuti pelatihan dan menerapkan protokol tersebut sehingga mendapatkan label dan logo Sanitized Stay di aplikasi OYO.
Lebih lanjut, OYO masih optimis terhadap potensi industri hospitality di Indonesia, khususnya di sektor hotel bujet. Adaptasi secara cepat dan memanfaatkan peluang menjadi kunci dalam menghadapi perubahan perilaku dan preferensi konsumen di industri pariwisata pasca pandemi.
Baca Juga: Kenalkan Dana Pensiun ke Milenial & Gen Z, Avrist Assurance Rambah Kanal Digital
Selain itu, adanya tren staycation di hotel-hotel bujet dengan skala kecil yang tetap memberikan pengalaman menginap unik menjadi sinyal positif bagi potensi pertumbuhan OYO di Indonesia.
"Hotel bujet dengan 20-30 kamar berpotensi lebih diminati karena lebih memungkinkan pelanggan untuk tetap menjaga social distancing dan higienitas, sehingga dapat merasa aman dan nyaman selama berlibur di masa new normal ini," tutup Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: