Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Raja Thailand Angkat Bicara, Katanya Mau Kompromi dengan Demonstran

        Raja Thailand Angkat Bicara, Katanya Mau Kompromi dengan Demonstran Kredit Foto: REUTERS/Jorge Silva
        Warta Ekonomi, Bangkok -

        Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, menyatakan tetap menyayangi para pengunjuk rasa yang meminta kekuasan monarki dikurangi dan menyatakan negaranya membuka kompromi, Minggu (1/11/2010). Itu menjadi komentar publik pertamanya setelah berbulan-bulan protes terjadi. 

        Raja menanggapi pertanyaan dari Channel 4 News saat melakukan jalan-jalan santai dengan ribuan royalis berkemeja kuning. Ketika ditanya apa yang akan dia katakan kepada para pengunjuk rasa, dia berkata "Kami mencintai mereka semua sama." 

        Baca Juga: Milenial Thailand Gerakkan Demonstrasi, Gunakan Medsos buat Propaganda

        Saat Raja kembali ditanya perihal ruang untuk kompromi dengan demonstran, dia mengisyaratkan ada kemungkinan. "Thailand adalah tanah kompromi," ujarnya. 

        Salah satu pemimpin protes, Jutatip Sirikhan, mengatakan pernyataan Raja seperti basa-basi.“Saya merasa itu hanya kata-kata. Kata kompromi adalah kebalikan dari apa yang sebenarnya terjadi ... seperti pelecehan dan penggunaan kekerasan dan penggunaan hukum," ujarnya. 

        Istana tidak memberikan komentar resmi atas protes yang dimulai dengan meminta pencopotan Perdana Menteri, Prayuth Chan-ocha. Kemudian unjuk rasa menuntut pembatasan kekuasaan Raja Vajiralongkorn. Para pengunjuk rasa ingin membalikkan perubahan yang memberinya kendali pribadi atas beberapa unit tentara dan kekayaan istana yang bernilai puluhan miliar dolar.

        Demonstran pun mengkritik masa tinggal Raja terlalu di Jerman sebagai pemborosan. Mereka menuduh monarki memungkinkan dominasi militer selama beberapa dekade dengan menerima kudeta seperti yang terjadi ketika Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengambil alih kekuasaan pada 2014.

        Desakan pengunjuk rasa pun mendapatkan perlawanan dari kelompok royalis. Pemimpin royalis, Warong Dechgitvigrom, yang telah berusaha mengumpulkan orang untuk melawan para pengunjuk rasa, mengatakan raja telah menyuruhnya untuk membantu menyebarkan kebenaran. 

        Pemerintah Prayuth melarang protes bulan lalu dan menangkap banyak pemimpin terkenal. Namun, langkah itu menjadi tindakan darurat dibatalkan setelah mereka menjadi bumerang dengan menarik lebih banyak orang ke jalan-jalan Bangkok. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: