Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perpustakaan Bangkit Bersama Masyarakat Hadapi Covid-19

        Perpustakaan Bangkit Bersama Masyarakat Hadapi Covid-19 Kredit Foto: Perpusnas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perpustakaan umum di Indonesia didorong turut berjuang bersama masyarakat untuk bangkit menghadapi dampak dari Covid-19. Sebagai abdi masyarakat, para pengelola perpustakaan umum didorong agar menunjukkan komitmen mewujudkan peran perpustakaan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

        Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, menyatakan bahwa melalui program tranformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang telah ditetapkan sebagai salah satu prioritas nasional, perpustakaan bisa memainkan perannya. Dengan mengoptimalkan perpustakaan sebagai pusat transfer ilmu pengetahuan, masyarakat bisa menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan diri.

        Baca Juga: Peran Perpusnas Membumikan Kebudayaan Nasional Melalui Medsos

        Pada pembukaan Stakeholder Meeting Nasional Tahun 2020 yang diselenggarakan Perpusnas dan diikuti dinas perpustakaan umum dan penerima manfaat program transformasi dari 32 provinsi dan 100 kabupaten, Syarif Bando mengajak seluruh pihak untuk bangkit dan berjuang.

        "Mudah-mudahan acara ini bisa menjadi suatu momen untuk bisa meyakinkan kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa kita perlu bangkit, kita perlu berjuang, kita perlu kerja keras untuk keluar dari problematika ekonomi bangsa kita di era pandemi covid-19. Tidak ada jalan lain kecuali kita bangkit bekerja keras," jelasnya dalam acara yang diselenggarakan secara daring, Rabu (4/11/2020).

        Secara khusus, Syarif Bando mengajak mahasiswa dan perguruan tinggi agar mengedukasi masyarakat dan menjadi solusi bagi warga di desa yang mengalami kesulitan mengakses bacaan. Pada kesempatan tersebut, Syarif Bando kembali menekankan bahwa literasi bukan sekadar menghitung angka dan melek huruf.

        Idealnya, ada empat tingkatan literasi mulai dari kemampuan mengumpulkan sumber bahan bacaan; memahami apa yang tersirat dari yang tersurat; kemampuan mengungkapkan ide, inovasi, teori, dan keterampilan baru; hingga pada level tertinggi adalah kemampuan menciptakan barang dan jasa yang bermutu yang bisa dipakai dalam kompetisi global.

        Apresiasi kepada sejumlah kepala daerah yang memprioritaskan pengembangan perpustakaan dan literasi di daerahnya juga diberikan. "Rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh pemerintah daerah terutama respons para gubernur, bupati, walikota, dalam upaya untuk memberi perhatian tidak lagi memandang perpustakaan sebagai satu lembaga atau satu dinas yang terakhir dan sangat konsen terhadap pengembangan perpustakaan dan semua komitmen dalam upaya peningkatan kualitas SDM yang menjadi prioritas bapak Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin di 2020-2024," pungkasnya.

        Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Subandi menyatakan, tantangan nyata saat ini dalam melakukan pembangunan adalah melawan dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Ditegaskannya, perpustakaan memiliki peran dalam memberikan dukungan terhadap masyarakat pada masa pandemi ini.

        "Ini pengalaman kami di awal September yang lalu pergi ke perpustakaan Desa Cendil di Belitung Timur. Jadi, di masa pandemi perpustakaan sangat berperan, terutama anak-anak sekolah yang tidak bisa sekolah ini secara bergilir, masyarakat bisa memanfaatkan perpustakaan, bisa membuat memanfaatkan juga akses internetnya, dan juga layanannya," jelasnya.

        Perpustakaan sebagai pusat layanan literasi dan para pegiat literasi diajak agar menjadi mitra utama kegiatan masyarakat dalam memberikan sumber informasi dan pengetahuan yang memadai mengenai virus corona serta menggerakkan budaya hidup bersih dan sehat. Melalui pendekatan literasi inklusi sosial, perpustakaan harus memfasilitasi masyarakat agar dapat mentransformasikan pengetahuan dan informasi yang diperolehnya dengan kegiatan nyata untuk mengatasi persoalan hidup dan meningkatkan kesejahteraan.

        Stakeholder meeting diikuti 394 orang peserta dari 32 dinas perpustakaan provinsi dan 100 dinas perpustakaan kabupaten. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring dengan menetapkan protokol kesehatan yang ketat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: