Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IsDB dan BAZNAS Buka Potensi Zakat untuk Kurangi Kemiskinan dan Penanggulangan Covid-19

        IsDB dan BAZNAS Buka Potensi Zakat untuk Kurangi Kemiskinan dan Penanggulangan Covid-19 Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Islamic Development Bank (IsDB) dan Badan Zakat Nasional Indonesia (BAZNAS) sebagai satu-satunya entitas resmi Indonesia yang mengelola dana Zakat, bermitra dalam proyek bantuan teknis strategis atau Technical Assistance (TA) percontohan yang transformatif dan sebagai pionir yang mengintegrasikan zakat dengan beberapa Program Community Driven Development (CDD) masyarakat Indonesia.

        Presiden Grup IsDB, Dr. Bandar Hajjar dalam pidato utamanya pada peluncuran proyek TA, merujuk pada peluang yang dapat dimanfaatkan oleh proyek IsDB-BAZNAS. Hajjar mengungkapkan bahwa proyek ini berupaya memanfaatkan potensi crowdsourcing yang sangat besar, memotivasi orang banyak untuk menjadi jaringan pengembang yang aktif.

        Baca Juga: IsDB Setujui Rp3,86 T untuk Kedaruratan Enam Rumah Sakit Rujukan Nasional di Indonesia

        "Hal ini sejalan dengan Program Lima Tahun Presiden IsDB (P5P) dan Model Bisnis Baru untuk menciptakan kemitraan dan mengubah IsDB menjadi Bank pengembang." ujarnya.

        Lebih lanjut, secara khusus, tujuan P5P adalah membuat IsDB lebih kompetitif dan responsif terhadap kebutuhan negara anggotanya. Program ini juga bertujuan untuk menjadikan IsDB sebagai mitra pilihan dalam mengatasi tantangan pembangunan dengan mencapai enam pilar utama yaitu kesadaran, keterkaitan, kompetensi, pendanaan, penyampaian dan penguatan.

        Proyek TA berupaya mengembangkan model untuk meningkatkan penghimpunan Zakat, dan secara efektif menyalurkan dan mempertahankan aliran dana yang berkelanjutan untuk mendukung program CDD tingkat nasional yang berhasil, yang berdampak kuat pada pengurangan kemiskinan akar rumput dan peningkatan mata pencaharian.

        IsDB akan memberikan hibah Bantuan Teknis sebesar USD515.000 atau sekitar Rp7,3 miliar untuk mendukung dana sebesar USD745.000 atau sekitar Rp10,6 miliar sebagai proyek percontohan. BAZNAS akan menjadi Executing Agency yang akan mengelola implementasi dengan memberikan dana sebesar USD250.000 atau sekitar Rp3,5 miliar untuk proyek tersebut.

        Menyadari kebutuhan yang sangat besar untuk mendukung masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19, sebagian dari dana hibah dalam proyek ini akan digunakan untuk mendukung BAZNAS dalam menangani penanggulangan COVID-19 dan berfungsi untuk merangsang pemanfaatan Zakat guna meningkatkan upaya ini secara berkelanjutan.

        Untuk sektor kesehatan dari program ini bekerja untuk menyediakan lingkungan yang sehat dan bersih melalui gerakan cuci tangan yang mencakup 78 sekolah dan bermanfaat bagi sekitar 19.000 siswa, sementara bagi sektor ekonomi dari program ini memberikan dukungan pemulihan mata pencaharian untuk 35 pengusaha mikro yang mengoperasikan toko ritel Zmart.

        "Sesuai perannya, BAZNAS fokus membantu masyarakat miskin di Indonesia. Pada hari-hari pandemi ini, kaum miskin adalah yang paling terpengaruh, tidak hanya dari segi kesehatan, tetapi banyak juga yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Dengan proyek yang didanai IsDB ini, diharapkan semakin banyak orang miskin yang mendapat dukungan untuk memulihkan mata pencaharian mereka dan mengatasi pandemi." ungkap Ketua BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo.

        Adapun lokasi proyek ini diharapkan berada di Kota Bogor di Provinsi Jawa Barat, Pariaman di Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Tana Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Kendal di Jawa Tengah, Kabupaten Sarolangun di Provinsi Jambi, Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat.

        Zakat yang merupakan rukun Islam ketiga, telah digunakan sebagai instrumen pembiayaan sosial sepanjang sejarah Islam untuk mengatasi kemiskinan di segmen masyarakat yang kurang beruntung.

        Namun demikian, zakat yang telah disalurkan pada tingkat individu ternyata masih banyak potensi Zakat yang belum terealisasi di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, menurut Outlook Zakat Indonesia 2019 oleh BAZNAS, jumlah penghimpunan Zakat bisa mencapai 3,4% dari total PDB, atau sekitar Rp462 triliun jika penghimpunan penuhnya direalisasikan dari perorangan dan korporasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: