Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masyumi Reborn, Partai Islam seperti Ayam Kelaparan di Lumbung Padi

        Masyumi Reborn, Partai Islam seperti Ayam Kelaparan di Lumbung Padi Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah tokoh Islam resmi mendeklarasikan kembali organisasi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menjadi partai politik. Sejumlah tokoh Islam seperti Ustaz Abdul Somad (UAS) dikabarkan bersedia bergabung menjadi Dewan Syuro.

        Bahkan, mantan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais juga bersedia membawa Partai Ummat yang dideklarasikannya beberapa waktu lalu bergabung jika Masyumi 'Reborn' itu besar. Dan, Masyumi juga sedang meminta kesediaan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab untuk bergabung di dalamnya.

        Analis Politik asal UIN Jakarta, Bakir Ihsan lebih dulu menuturkan peristiwa sejarah bahwa secara politik umat Islam pernah bersatu di bawah satu organisasi bernama Syarikat Islam (SI). Namun SI terpecah menjadi dua faksi yakni 'SI Putih' dan 'SI Merah'.

        Baca Juga: Kalau Habib Rizieq Gabung, Partai Masyumi: Komunis Gaya Baru Pingsan!

        Menurut Bakir, setelah SI pecah maka muncul Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yang pada akhirnya juga pecah. Menurutnya, tokoh-tokoh yang pernah besar di organisasi itu kemudian bergabung ke organisasi Masyumi.

        "Masyumi yang menghimpun semua kekuatan Islam, sebelum Pemilu 1955 pecah dan akhirnya dibubarkan oleh Soekarno dan dilarang muncul oleh Orde Baru," ujar Bakir saat dihubungi, Minggu (8/11/2020).

        Selanjutnya, kata Bakir, di awal Reformasi juga sempat muncul wacana Partai Masyum tapi tidak mendapatkan respons signifikan di masyarakat. Sehingga, ia menilai, kemunculan Masyumi itu didasari karena realitas sosial politik yang ada waktu awal kemerdekaan.

        Terhadap Masyumi Renorn, Dosen Fisip UIN Jakarta ini merasa sangsi Masyumi bisa besar kembali saat ini jika melihat realitas dan dinamika politik yang terjadi.

        "Tidak ada tokoh Islam yang merepresentasikan politik tunggal dan mampu menghimpun semua kekuatan dalam Islam. Itu pula yang terpotret sekarang, terbukti partai Islam masih seperti ayam yang kelaparan di lumbung padi," tandas Bakir.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: