Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik kontrak dagang senilai US$1 miliar atau sekitar Rp14,05 triliun dari program buying mission dalam perhelatan Trade Expo Indonesia-Virtual Exhibition (TEI-VE) ke-35.
Target ini jauh di bawah capaian dari TEI 2018 dan 2019 yang masing-masing sebesar Rp126,77 triliun dan Rp130,8 triliun. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan penyelenggaraan pameran dagang terbesar Asia Tenggara tahun ini untuk pertama kalinya diselenggarakan secara virtual dengan menggunakan teknologi IT terkini.
"TEI ke-35 membawa terobosan untuk menjembatani eksportir Indonesia dengan mitra bisnisnya di seluruh dunia yang terbatas ruang geraknya secara fisik," kata Agus dalam pembukaan TEI-VE di Jakarta pada Selasa (10/11/2020).
Baca Juga: Jokowi: Pelaku Usaha saat Ini Harus Jeli Menangkap Peluang
Meski dilakukan secara virtual, namun Agus meyakini antusias dari pelaku usaha atau eksportir tetap tinggi. Tercatat, sejak diluncurkan pada September 2020, sebanyak 690 pelaku usaha telah bergabung dalam acara ini. Jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dari target yakni 300 eksportir.
"Kami optimis dengan kelebihan ekspo secara virtual, dapat memberikan kontribusi pada peningkatan ekspor," tegasnya.
Di sisi lain, Agus tak memungkiri adanya kesulitan untuk menyamai hasil penyelenggaraan TEI tahun lalu. Di mana transaksi yang dihasilkan mencapai US$10,96 miliar.
"Hingga hari ini kami mencatat sebanyak 3.870 buyer terdaftar dari 109 negara melalui pendaftaran online maupun melalui perwakilan Indonesia ke luar negeri," ucapnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan di tengah tantangan yang berat akibat pandemi Covid-19, para pelaku usaha dituntut harus jeli menangkap peluang. Peluang-peluang yang ada harus dicermati.
"Lakukan perubahan besar-besaran pada kualitas, desain, packaging, branding, pelayanan, dan harga yang kompetitif. Semuanya harus betul dan sesuai serta mampu memenuhi standar pasar ekspor di tingkat global," kata Jokowi.
Baca Juga: Akibat PSBB, Duit Rp12,6 Triliun Pengusaha Mal Lenyap
Jokowi menegaskan semua negara di penjuru dunia saat ini menghadapi tantangan yang sama yakni suplai dan demand yang terganggu. Pengetatan arus barang untuk mencegah penyebaran Covid, menekan dengan kuat kinerja perdagangan antarnegara.
"Dalam menghadapi kondisi yang sulit ini kita tidak boleh pesimis. Di saat perdagangan global mengalami perlambatan kita justru harus bergerak lebih cepat, lebih gesit, dan lebih responsif," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti