Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Balas PDIP, Tengku Zul: Sepatu Baru, Pulang-pulang Nginjek Gituan

        Balas PDIP, Tengku Zul: Sepatu Baru, Pulang-pulang Nginjek Gituan Kredit Foto: IG @tengkuzulkarnain.id
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, yang menyebut Kota Jakarta amburadul menuai beragam respons.

        Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain, juga mempertanyakan ucapan Megawati tersebut. Menurut Tengku Zul, tidak ada positifnya pernyataan tersebut.

        Baca Juga: Kontroversi Pertemuan Habib Rizieq dan Anies Baswedan: PDIP Komentar Sinis

        "Nuduh Jakarta kota yg AMBURADUL kok mesti dipandang sebagai kritik yg positif...?

        Positifnya di mana dengan kata AMBURADUL itu...? Monggo..." kata @ustadtengkuzul di Twitter, Rabu (11/11/2020).

        Tengku Zul juga merespons politikus PDIP Arteria Dahlan yang membandingkan dengan Jakarta era dulu di masa Presiden Soekarno. Menurut Tengku Zul, Jakarta di zaman dulu justru kerap banyak kotoran di jalan.

        "Kata Arteria dibandingkan Jakarta zaman Bung Karno tahun 1950-an Jakarta sekarang amburadul. Jakarta zaman tahun 1950-an? Ingat lagu Nonton Bioskop karya Benyamin S, dinyanyikan Bing Slamet? 'Sepatu baru, pulang2 nginjek GITUAN...'," ujar Tengku Zul.

        Sebelumnya, Megawati dalam suatu acara dialog kebangsaan membandingkan kondisi Jakarta saat ini yang amburadul. Berbeda saat ia awal pindah ke Jakarta dari Yogyakarta pada 1950.

        "Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi City of Intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," tutur Megawati.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: