Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Puji Tuhan, Tren Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Membaik

        Puji Tuhan, Tren Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Membaik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemulihan perekonomian Indonesia pasca terdampak wabah virus COVID-19 tumbuh positif sejak triwulan III tahun ini. Tren ini diprediksi akan terus meningkat secara signifikan pada beberapa waktu ke depan. 

        Baca Juga: Tips Meningkatkan Kualitas SDM di Tengah Pandemi Covid-19

        Demikian dikatakan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu melalui diskusi media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Reformasi dan transformasi Ekonomi". Diskusi FMB 9 digelar secara virtual dari ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rabu (11/11).

        "Kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan secara nyata. Sudah menunjukkan perbaikan dalam beberapa bulan belakangan ini," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/11).

        Lima indikator pertumbuhan perekonomian dalam negeri yang merangkak naik antara lain konsumsi rumah tangga dari minus 5,5 persen pada triwulan kedua beranjak ke minus 4 persen, belanja pemerintah yang pada triwulan lalu minus 6,9 persen kini tumbuh positif mencapai 9,8 persen, investasi dari triwulan lalu minus 8,6 persen saat ini tumbuh menjadi minus 6,5 persen. 

        "Ekspor dari minus 11,7 persen pada triwulan lalu kini merangkak naik sebesar 10,8 persen, dan terakhir impor dari minus 17 persen menjadi minus 11,9 persen," katanya. 

        Tumbuhnya perekonomian Indonesia saat ini, karena pemerintah dikatakan Febrio telah melakukan berbagai upaya kebijakan stimulus fiskal yang berkaitan pemulihan perekonomian dalam beberapa waktu ke depan. Setiap kebijakan ini, rupanya sangat berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian bangsa di tengah pandemi. 

        "Seluruh komponen pertumbuhan berada dalam tren positif, karena didukung sepenuhnya oleh stimulus fiskal untuk pandemi Covid-19 dan program pemulihan perekonomian," katanya. 

        Kebijakan yang telah diterbitkan oleh pemerintah dalam mengantisipasi masalah di atas, adalah dengan memberikan bantuan Rp695,2 triliun. Pagu tersebut dipergunakan oleh pemerintah sebagai upaya dalam menangani penyebaran Covid-19 dan juga sebagai faktor pendorong pertumbuhan perekonomian di dalam negeri. 

        Dari pagu anggaran yang dialokasikan pemerintah saat ini, telah terealisasi sebanyak Rp376,17 triliun. Artinya, sebanyak 54,1 persen pagu anggaran yang diperuntukkan untuk pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 sudah banyak tersalurkan kepada masyarakat terdampak. 

        Dari pagu anggaran yang telah dialokasikan, terdapat enam klaster program utama yakni kesehatan, perlindungan sosial, pemda dan sektoral, insentif dunia usaha, UMKM, dan pembiayaan korporasi. Pemerintah berhasil merealisasi 54,1 persen anggaran tersebut.

        Dari semuanya, ada dua klaster yang sangat cepat dilakukan penyerapan anggaran yakni Perlindungan sosial yang telah menyerap anggaran sebanyak 75,6 persen atau Rp177,05 triliun dan UMKM yang menyerap anggaran 82,4 persen atau Rp94,64 triliun. Dua hal ini sangat terdampak kepada masyarakat kecil dan UMKM. 

        "Dua klaster ini yang sangat cepat penyerapan anggaran, karena memang pemerintah fokus dengan dua hak ini," katanya. 

        Kemudian, disusul oleh sektoral kementerian atau lembaga yang berhasil menyerap Rp32,21 triliun atau 48,8 persen, kesehatan yang menyerap Rp32,15 triliun atau setara dengan 33,1 persen, dunia usaha sebesar Rp38,13 triliun atau setara dengan 31,6 persen. 

        "Terakhir, pembiayaan korporasi Rp2,001 triliun atau 3,2 persen," pungkasnya. 

        Turut tampil sebagai narasumber Diskusi Media FMB9 adalah Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya dan Sekretaris Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI Adriani.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: