Guys! Begini Cara Seru untuk Menyehatkan Badan dan Lingkungan
Ada yang masih ingat dengan pemandangan Kota Jakarta ketika diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk pertama kalinya? Saat itu, sekitar April 2020 banyak foto yang viral terekam media massa menggambarkan suasana langit di atas kawasan SCBD Sudirman-Thamrin-Kuningan yang terlihat biru cerah.
Tentunya ini disebabkan oleh pembatasan mobilitas masyarakat yang diwajibkan bekerja dari rumah. Tidak ada kendaraan bermotor yang lewat, berarti berkurangnya emisi gas karbon(dioksida) hasil pembuangan bahan bakar yang terbang ke langit.
Akibatnya bisa langsung kita saksikan sendiri. Langit Jakarta yang biasanya berwarna abu-abu atau putih pucat, mendadak jadi biru cerah, dengan gumpalan awan seperti kapas. Hampir mirip dengan langit di Bali, kata sebagian orang.
Baca Juga: Survei SMRC: 57% Responden Nilai Anies Tak Adil Jalankan PSBB
Sayangnya, kita baru bisa merasakannya di masa pandemi. Di saat seluruh negara di dunia kompak membatasi ruang gerak untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.
Baca Juga: Wapres Ajak Ulama Bicara Pentingnya Vaksin Corona
Apakah kita harus menunggu PSBB lagi untuk mengurangi emisi gas karbondioksida? Tentu tidak. Ada banyak cara dan inisiatif yang bisa kita lakukan untuk berpatisipasi mengurangi emisi karbon. Dan saat ini, merupakan waktu yang tepat untuk melakukannya.
Mulai dari hal yang paling sederhana dan menyehatkan, yaitu memilih berjalan, berlari atau bersepeda untuk mobilitas sehari-hari daripada menggunakan kendaraan bermotor. Selain kita berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbon, ketiga kegiatan tersebut juga menyehatkan dan dapat meningkatkan imunitas tubuh kita.
Bagi yang gemar tantangan, ketiga kegiatan tersebut bahkan bisa dilakukan dalam bentuk challenge events, baik dalam bentuk virtual maupun semi virtual. Sudah banyak brand dan institusi yang menggelar challenge events di masa pandemi seperti sekarang.
Tujuannya tentu saja tidak hanya untuk kepentingan brand, tapi juga sudah menjelma menjadi sebuah gerakan untuk mengajak masyarakat terus berolahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh. Bahkan, lebih lengkap lagi, ada yang bertujuan untuk lingkungan yang lebih baik.
Seperti event unik “Your Journey to Zero” yang dimotori oleh Katingan Mentaya Project (KMP) September lalu. Inisiatif restorasi ekosistem yang dijalankan dalam bentuk usaha jasa lingkungan ini, membawa misi untuk menyebarkan kesadaran di kalangan anak muda akan pentingnya mengurangi emisi melalui gerakan #BirukanLangit.
Dengan mengambil momentum Zero Emission Day yang dirayakan seluruh dunia setiap 21 September, event “Your Journey to Zero” ingin memotivasi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang untuk bersama-sama memberikan “waktu rehat” untuk bumi. Yaitu dengan cara memberikan tantangan pada para peserta untuk bergerak sejauh 10km dengan memilih aktivitas seperti berjalan, berlari, bersepeda atau kombinasi ketiganya dengan pilihan waktu selama seminggu.
Event ini membuktikan bahwa tidak perlu menjadi aktivis lingkungan hidup untuk berbuat baik bagi lingkungan. Tercatat, sebanyak lebih dari 750 peserta larut dalam kesungguhan melakukan tantangan sekaligus berkontribusi mengurangi emisi dengan kegiatan pilihan mereka masing-masing. Pihak KMP pun berniat mengulangi kesuksesan event ini.
“Selanjutnya kami berharap Journey to Zero dan #BirukanLangit terus menjadi gerakan/kampanye online yang berkelanjutan dan kami berencana kembali mengadakan event di tahun depan,” Syane Luntungan, selaku Communication Manager Katingan Mentaya Project, di Jakarta, Sabtu (28/11/2020).
Apa yang didapat para peserta ketika mengikuti event ini pun tak hanya berolahraga dan mendapat medali partisipasi. Namun lebih dari itu. Setiap peserta berhak atas sebuah bibit pohon yang akan ditanam di hutan KMP di Kalimantan Tengah, dan pastinya sebuah kesan yang mendalam.
Seperti yang dirasakan Muhammad Ayub, tentang fungsi dirinya di tengah masyarakat. “Journey to Zero mengajarkan saya tentang kesederhanaan, kesadaran, menjaga lingkungan, juga untuk memberi manfaat bagi orang banyak. Semoga, dengan atau tidak adanya kegiatan ini nantinya, kita bisa terus menyebarkan #BirukanLangit, untuk kita dan orang di sekitar kita,” ujar Ayub.
Hal senada juga dirasakan Vivi Shofiyah. “Senang sekali bisa menjadi bagian dari virtual challenge ini. Selain berolahraga kita juga berkontribusi untuk #BirukanLangit. Semoga semakin banyak lagi yang menyadari pentingnya menjaga dan mencintai bumi. Kita pun bisa memulainya melalui hal-hal sederhana: berjalan, berlari, dan bersepeda,” tutup Vivi.
Bagaimana dengan kamu? Sudah punya ide sederhana apa untuk #BirukanLangit? Ini ide yang bisa kamu lakukan untuk #BirukanLangit
Bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain atau commuting, dengan berjalan kaki atau bersepeda. Mencoba bercocok tanam atau berkebun juga bisa dilakukan.
Menghindari penggunaan pesawat dalam melakukan perjalanan ke tempat tujuan, karena itu upayakan untuk menggunakan bis, kereta api, atau kapal laut untuk mengurangi emisi CO2 yang dikeluarkan. Caranya bisa dilakukan dengan berbagi tumpangan dengan orang lain atau car pooling. Cara itu bisa kita lakukan untuk menghemat emisi CO2, menghemat biaya perjalanan dan tentunya menambah banyak teman.
Tidak hanya itu, membeli makanan di kaki lima atau warung milik penduduk. Hal itu dapat mengurangi emisi yang digunakan untuk mengangkut bahan makanan dari lokasi yang jauh serta memberikan kontribusi langsung pada masyarakat lokal. Selain itu biasanya perangkat makan di warung lokal tidak menggunakan plastik atau styrofoam.
Kemudian, membeli produk makanan dan minuman lokal. Cara ini selain dapat merasakan makanan dan minuman dari daerah asal, juga untuk mengurangi emisi CO2 yang di hasilkan dari barang impor.
Karena itu membawa botol minuman sendiri agar dapat diisi ulang sangat dianjurkan. Termasuk membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik. Membuang sampah pada tempatnya, dan memilih tempat pariwisata yang menawarkan layanan yang lebih hijau atau punya program lingkungan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: