Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pulau Pribadi Jadi Primadona Para Miliarder Kala Pandemi Corona, Orang Ini Bongkar Alasannya

        Pulau Pribadi Jadi Primadona Para Miliarder Kala Pandemi Corona, Orang Ini Bongkar Alasannya Kredit Foto: AP Photo
        Warta Ekonomi, New York -

        Permintaan pembelian pulau pribadi di Kepulauan Karibia, Kepulauan Fiji, dan kawasan Kepulauan Hawaii mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan sebelum pandemi.

        Hal itu dikarenakan banyak miliarder dari berbagai dunia yang mencari tempat perlindungan agar tetap bisa dengan damai dan sehat jauh dari virus corona. Aksi para miliarder itu juga guna menyiapkan diri jika dunia menghadapi resesi besar yang berkepanjangan dikarenakan pandemi.

        Baca Juga: Sttt... Ada Surga Tersembunyi di Pulau Mandingin Madura

        Beberapa negara kepulauan memang telah menutup perbatasannya. Namun para pemilik otoritas tidak menutup perbatasan bagi miliarderyang ingin membeli pulau di sana. Terlebih lagi negara kepulauan di Pasifik Selatan, Karibia dan kawasan terpencil di Amerika Serikat serta Eropa memang dikenal sebagai tujuan populer bagi miliarder yang akan berburu pulau pribadi.

        Salah satu pulau yang dijual di Fiji adalah Pulau Mai. Pulau itu memiliki pantai yang masih perawan, terumbu karang sempurna, dengan luas taman hutan tropis seluas 32 hektare (ha). Itu menjadi tempat paling sempurna untuk menghindari pandemi dan mengasingkan diri dari hiruk-pikuk dunia. Harga pulau tersebut di pasaran lebih dari USD4 juta, tidak terlalu mahal bagi miliarder yang punya rekening puluhan miliar dolar.

        Trayor Lesnock, pendiri Platinum Luxury Auctions, mengungkapkan pandemi corona memicu banyak orang mengevaluasi kembali kehidupan mereka dan ingin mewujudkan fantasi. Dia pun termasuk pihak yang menjual Pulau Mai secara online.

        “Memiliki pulau dianggap keren dan sebagai gaya hidup bagi kaum jet set,” kata Lesnock. Dia mengungkapkan adanya pandemi corona menjadikan banyak miliarder lebih berpikir praktis dan mencari ruang pribadi untuk menjaga jarak dengan orang lain.

        Pilihan utama para miliarder bukan hanya surga tropis dengan cuaca hangat, tetapi banyak juga miliarder yang memilih membeli pulau bernuansa dingin seperti Pulau Horse seluas 157 ha di Irlandia. Harga pulau tersebut mencapai 5,5 juta euro. Pulau itu sudah memiliki kediaman utama dengan enam vila, termasuk helipad dan lapangan tenis.

        “Miliarder bisa memiliki properti jutaan euro dan mengisolasi diri,” kata Callum Bain, agen properti pada Colliers International. Dia mengungkapkan, motivasi miliarder yang membeli pulau pribadi juga bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan berkebun dan bertani.

        Farhad Vladi, pengusaha Jerman yang telah menjual lebih dari 3.000 pulau selama kariernya sepanjang 50 tahun, mengungkapkan banyak miliarder umumnya memilih melakukan survei sebelum membeli. “Kita juga berhasil menjual pulau mahal di Skandinavia dan Kanada dengan memperlihatkan foto dan videonya,” ujarnya.

        Vladi menjelaskan, pandemi corona memicu banyak miliarder membeli pulau pribadi. Dia bahkan menyindir, jangan pernah menganggap sebagai miliarder jika tidak memiliki sebuah pulau pribadi. “Jika kamu mampu membeli mobil mewah, pasti kamu bisa membeli sebuah pulau,” tuturnya.

        Tak semua pulau pribadi memiliki harga yang mahal. Vladi mencontohkan pulau di Finlandia juga pernah dijual kurang dari 100.000 euro. Namun dia juga pernah menjual pulau di Yunani di dekat Laut Ionia dengan nilai 45 juta euro.

        Selain itu pulau-pulau di sekitar Australia, Selandia Baru, dan Pasifik Selatan juga menjadi tujuan populer. Pulau Pumpkin di dekat Great Barrier Marine Park, Australia, dijual dengan harga 25 juta dolar Australia. Itu digambarkan oleh pembelinya sebagai surga untuk menyelamatkan diri dari pandemi corona.

        “Kita berhasil selamat dari badai virus corona dengan mencari tempat di mana tidak ada orang lain selain keluarga kita,” kata Laureth Rumble, orang yang memiliki Pulau Pumpkin dan hendak menjualnya kepada orang.

        Dia membeli Pulau Pumpkin sekitar 17 tahun lalu senilai 1,3 juta dolar Australia. “Kita sangat sedih harus menjual pulau ini dan meninggalkannya,” paparnya.

        Adapun menurut CEO Quintessentially Estates Penny Mosgrove, taktik miliarder untuk menyelamatkan diri adalah membeli pulau. Dia mengungkapkan, banyak miliarder yang menghubunginya untuk membeli istana di Skotlandia, rumah mewah dengan bunker hingga pulau pribadi tanpa penghuni di Karibia.

        "Ada miliarder yang enggan kembali ke rumah mewahnya senilai 35 juta poundsterling. Dia meminta saya untuk membelikan pulau pribadi," tutur Mosgrove. 

        Instrumen Investasi

        Selain sebagai lokasi untuk mengamankan diri, membeli pulau pribadi juga bisa dilakukan sebagai investasi jangka panjang. Itu dilakukan Larry Ellison, pendiri perusahaan teknologi Oracle. Dia diketahui membeli Pulau Lanai di Hawaii. Ellison menguasai 98% pulau tersebut. Dia juga menjamin pekerjaan bagi 3.000 penduduk pulau tidak diputus meski pandemi menghantui.

        Ellison memiliki dua resor Four Seasons di Pulau Lanai yang berjarak 2.500 mil dari Los Angeles, AS. Sebelumnya dia yang merupakan pria terkaya ke-12 dunia memilih tinggal di Malibu dengan fasilitas lapangan golf.

        Dia juga memiliki rumah mewah di Pulau Rhode dan kerap tinggal di kapal pesiarnya. Sejak membeli Lanai, Ellison mengubah hotel dan mengizinkan pertanian dengan konsep hidroponik. Dia juga memiliki supermarket di pulau tersebut.

        Pemerintah Fiji juga membuka pintu seluas-luasnya bagi para miliarder untuk membeli pulau di negara tersebut.

        "Jika Anda miliarder, Anda bisa terbang dengan jet pribadi dan menyewa pulau dan menginvestasikan jutaan dolar dengan membeli pulau," ungkap Perdana Menteri (PM) Fiji Frank Bainimarama. Dia menjelaskan, Fiji menjadi surga untuk menyelamatkan diri dari pandemi. 

        Jaksa Agung Fiji Aiyaz Sayed Khaiyum mengumumkan, sebanyak 30 miliarder yang memiliki perusahaan memilih membeli pulau di negara tersebut. "Mereka terbang dengan jet pribadi dan berlanjut dengan seaplane. Kemudian mereka akan tinggal di pulau yang mereka huni," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: